Sekolah-sekolah ditutup, bank tak beroperasi, sementara para pekerja terpaksa harus menggunakan kereta bawah tanah karena para pengunjuk rasa pro-demokrasi masih menguasai pusat kota Hong Kong, Senin (29/9) pagi.
Polisi anti huru hara dengan gas air mata gagal membubarkan ribuan pengunjuk rasa yang sudah menggelar aksinya sejak akhir pekan kemarin. Mereka memutuskan menginap di lokasi unjuk rasa meski ada kabar polisi bakal menggunakan peluru karet untuk menghentikan aksi ini.
Mereka memprotes sikap pemerintah Tiongkok yang menolak untuk menerapkan demokrasi secara penuh. Guru-guru Hong Kong sudah melakukan aksi mogok sejak kemarin.
Aksi ini juga membuat bursa saham Hong Kong anjlok. Indeks Hang Seng menunjukkan terjadi penurunan 1,73 persen di pembukaan awal pagi ini.
Unjuk rasa ini merupakan ujian pertama bagi Presiden Tiongkok Xi Jinping, yang berkuasa tahun lalu. Pemerintah Tiongkok menerapkan sensor ketat agar berita unuk rasa tak menyebar di internet. Sementara media setempat dilarang meliput kejadian itu.
Harian yang pro-pemerintah Tiongkok menyebut aksi ini dikendalikan oleh kekuatan asing. Sementara media di luar negeri menyamakan peristiwa ini dengan aksi unjuk rasa di Lapangan Tiananmen pada 1989.
Para pengunjuk rasa menuding pemerintah Tiongkok melupakan janjnya untuk menerapkan pemilu bebas guna memilih walikota baru pada 2017 nanti. Tiongkok tetap ingin mengontrol para kandidat yang akan ikut pemilihan. (telegraph)