Bagikan:

Pesan Toleransi dari Perayaan Shejit

Perayaan Shejit Fat Cu Kung sarat dengan pesan toleransi dan keberagaman. Warga Tionghoa dan masyarakat pribumi saling bantu menyiapkan perayaan ulang tahun bagi dewa-dewi Cina tersebut.

SAGA

Senin, 17 Des 2012 17:48 WIB

Pesan Toleransi dari Perayaan Shejit

toleransi, perayaan shejit

Perayaan Shejit Fat Cu Kung sarat dengan pesan toleransi dan keberagaman. Warga Tionghoa dan masyarakat pribumi saling bantu menyiapkan perayaan ulang tahun bagi dewa-dewi Cina tersebut.
 
Sejumlah orang terlihat berjaga-jaga di gerbang pintu masuk Jalan Kemenangan kawasan Petak IX, Glodok, Jakarta  Barat. Jalan menuju Klenteng Toa Se Bio sudah dipadati warga. Kawasan pecinan itu dipenuhi dengan aneka hiasan warna merah. 

Warga setempat tengah menyiapkan perayaan Shejit. Menurut Ayung, salah seorang pengurus Vihara Toa Se Bio, perayaan ini sebuah ritual agama Kong Hu Cu untuk memperingati dewa pembasmi iblis, Fat Cu Kung. Sebagai ucapan rasa syukur, Hari lahir Fat Cu Kung  lantas  diperingati saban tahun. 

“Artinya, itu Dewa Pembasmi Iblis, seperti guna-guna. Selain Fat Cu Kung itu ada lagi di atasnya, dulu ada tiga orang. Fat Cu Kungnya sendiri, atau kakaknya. Yang kedua, saudara kandung dan adik angkait untuk membasmi juga. Tetapi tewas dulu nih, dua orang ini adiknya. Sesudah tewas, baru dia maju, pinjem salah satu pedang ke Delapan Dewa Fat Xien. Pinjem untuk membasmi siluman tersebut sampai dia tewas. Gitu, dibalik ini penangkal iblis atau pembasmi guna-guna,” papar Ayung.
 
Perayaan Shejit Fat Cu Kung ikut didukung warga di luar penganut Kong Hu Cu, kata Katua Panitia Festival Seni Kota Cina  Boen Kiat.

“Soalnya apa, kita gak cukup saya pribadi supaya dapat dukungan dari masyarakat, temen-temen, maupun dari instansi pemerintah. Dukungan dari masyarakat sendiri seperti apa? Antusias, ya dalam arti kita kan gak ada tempat. Semua lingkungan yang bantu. Temen-temen dari luar daerah, simpatisan. Paling gak doa restu mereka itu supaya kita ini  terkabul sukses, aman.”

Kebersamaan antar umat beragama begitu terasa. Di gang sempit dengan lebar 2 meter warga non Kunghucu bahu-membahu menyiapkan acara agar kirab berjalan lancar dan meriah.

Sejumlah warga pribumi, diantaranya Ujang terlihat sibuk menghias tandu-tandu yang berbentuk replika rumah ibadah klenteng dan nampan yang disebut jolie.

Tidak hanya budaya dari  Tionghoa saja yang ditampilkan.  Kebudayaan lain juga ikut disajikan. Ada gambang kromong khas Betawi, tarian Bali, sampai gamelan Jawa. Mereka menampilkan indahnya keragaman seni tanah air.

Peserta yang ikut memeriahkan acara juga datang dari berbagai kalangan terang salah satu panitia acara Awi.  Sebut saja pertunjukan seni tarian naga atau barongsai yang diikuti tentara. 

“Barongsai nya yang tercatat sekarang ini 10. Barongsai 10, Liong nya ada 8. Darimana saja? Kebanyakan dari Tangerang, Bekasi,sama dari Semarang. Satu lagi itu ada Naga Loreng dari Arhanud Magelang ABRI ya, Angkatan Darat.”

Tanpa dukungan warga non etnis Tionghoa, rasanya muskil  acara  dapat berjalan sukses. Ini mengingat, klenteng Tao Se Bio tidak memiliki tempat yang cukup luas untuk melakukan seluruh ritual dan perayaan agama.

“Antusias, dalam artian kan kita tidak ada tempat. Semua lingkungan yang bantu, temen-temen dari daerah, simpatisan. Paling tidak doa restu mereka itu supaya kita ini terkabul sukses, aman. Kalau kita apa sih, lebih baik banyak temen daripada saudara. Saudara kandung belum tentu cocok kan,” kata Ketua Panitia Festival Seni Kota Cina, Boen Kiat.

Boen Kiat berharap agar festival etnis Tionghoa  ini masuk  agenda pariwisata tahunan Jakarta, kota dengan ragam etnis dan agama. Cermin toleransi dan keberagaman.    



Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending