Bagikan:

Tolak Iklan Candu di Televisi

Agum dan kawan-kawan adalah bagian dari 45 juta anak Indonesia di bawah usia 15 tahun yang menjadi perokok aktif. Data itu dilansir Kementerian Kesehatan pada tahun lalu.

SAGA

Selasa, 16 Jul 2013 19:42 WIB

Author

Ade Irmansyah

Tolak Iklan Candu di Televisi

rokok, anak, iklan, change, petisi

KBR68H - Smoke Free Agents atau Agen Bebas Rokok menggalang petisi menghapus iklan rokok di media-massa. Sampai pertengahan Juli tercatat ribuan orang ikut mendukung petisi yang dimuat di laman Change.Org tersebut. Tuntutan ini beranjak dari keprihatinan terus meningkatnya jumlah perokok muda akibat dipicu pariwara  rokok.  Data Kementerian Kesehatan menyebut lebih dari 45 juta anak Indonesia telah menjadi perokok aktif.

Hujan baru saja reda malam itu. Tiga remaja berkumpul di salah satu mulut gang kawasan Cipinang Jaya, Jakarta. Agum, Deni, dan Iqbal asyik berbincang habiskan waktu ditemani beberapa batang rokok dan minuman ringan.

“KBR68H: Kalian rata-rata ngerokok udah berapa lama ? (Agum) Berapa lama ya, jarang si ngerokonya, ya semenjak nongkrong sama anak-anak ini aja. Udah ada setahun ? Lebih, dua tahun ? iya bisa jadi. Kalo yang lain ? (Iqbal) Kalo saya dari kelas 4 SD juga udah ngeroko. (Agum) dia mah bandel, (Iqbal) emang guwe bandel. (Deni) Wajar kalau cowo bandel mah”

Sambil menghembuskan asap rokoknya, Deni mengaku alasannya  merokok  karena rasa solidaritas sesama teman-teman satu sekolahnya di salah satu SLTP Jakarta Timur.  Faktor lainnya karena ingin mencoba rokok yang ditawarkan iklan yang ditayangkan di televisi.

“Pernah ngeliat temen aja, ngiler gitu rasanya gimana. Oh gara-gara itu ya ? iyah, terus ketagihan ?. Kalian sebelumnya ditawarin atau keinginan sendiri ? Pengen sendiri aja, pengen ngerasain gimana rasanya rokok itu. Terus ? ya pas kita jajalin lumayan enak gitu, kalau abis makan ga ngerokok kan ga enak kan,” kata Agum.

“KBR68H: Biasanya sehari menghabiskan berapa banyak rokok ? (Deni) Paling setengah bungkus habis sehari. (Agum) Kalau saya paling 3 batang, eh hampir setengah deh. Jenis rokok yang kalian gunakan itu apa ? Apaan aja bang, yang penting bisa masuk”

Agum dan rekannya paham dampak buruk rokok. “Tahu lah, rokok kan sebenernya dilarang karena menimbulkan penyakit kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin kan. Terus kenapa masih merokok ? ya kan udah kecanduan aja bang,” akunya.

Agum dan kawan-kawan adalah bagian dari   45 juta anak Indonesia di bawah usia 15 tahun yang menjadi perokok aktif. Data itu dilansir Kementerian Kesehatan pada tahun lalu. Hampir sebagian besar anak Indonesia juga terancam menjadi perokok pasif akibat lingkungan sekitar mereka ada yang menjadi perokok aktif.

Oleh karenanya Kementerian Kesehatan tahun lalu keluarkan Peraturan Pemerintah tentang Pengamanan Produk Tembakau.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending