Bagikan:

Jurus Sakti Lawan Korupsi

Saking mengguritanya praktik memperkaya diri sendiri atau kelompok tersebut, posisi Indonesia masih termasuk dalam jajaran negara korup di dunia.

SAGA

Selasa, 02 Jul 2013 13:14 WIB

Author

Rony Rahmatha

Jurus Sakti Lawan Korupsi

korupsi, ICW, sekolah, Sakti, KPK

KBR68H -  LSM ICW membuat program Sekolah Antikorupsi atau “Sakti”. Pendidikan informal yang digelar hingga Kamis (4/7) lusa, bertujuan melahirkan kader-kader yang siap memerangi praktik haram tersebut. Pelibatan masyarakat melawan rasuah sangat penting. Ini mengingat praktik  korupsi di Indonesia masih buruk, setidaknya dibanding negara tetangga. KBR68H  berbincang dengan para pengajar dan peserta Sakti. 

Anda masih ingat dengan iklan Partai Demokrat yang gencar diputar jelang Pemilu 2009 silam? Isinya sungguh ironis. Sebab   para tokoh partai yang terlibat dalam iklan tersebut dan mengajak masyarakat menolak korupsi justru tersandung  kasus memalukan tersebut. Politisi Demokrat pengisi iklan itu  mulai dari anggota DPR Angelina Sondakh, bekas Menteri Pemuda dan Olah Raga, Andi Malarangeng, sampai sang Ketua Umum Anas Urbaningrum. Selain itu  iklan partai yang kini dinahkodai Susilo Bambang Yudhoyono dinilai sebagian kalangan tak merangsang kesadaran masyarakat melawan korupsi.

Mengguritanya korupsi di Indonesia, menurut aktivis LSM Anti Korupsi ICW Donal Fariz, karena masyarakat belum sepenuhnya membenci perbuatan haram tersebut. “Kita marah kepada koruptor tapi belum kemarahan yang kolektif. Contohnya seorang koruptor justru terpilih lagi dalam pemilu legislatif atau kepala daerah. Tidak ada hukuman sosial bagi mereka.  Sementara kita marah, misalnya seorang pencopet mengambil uang di metromini kemudian dihajar babak belur. Saya sampai hari ini belum mendengar seorang koruptor yang babak belur di hajar massa. Karena mencuri banyak uang rakyat,” tegasnya.

Saking mengguritanya praktik memperkaya diri sendiri atau kelompok tersebut, posisi Indonesia masih termasuk dalam jajaran negara korup di dunia. Sekjen Transparansi Internasional Indonesia (TII), Dadang Tri Sasongko mengatakan, di kawasan ASEAN, Indonesia bahkan masih berada di bawah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand dan Filipina.

“Sekarang posisi kita 118 di antara 171 negara. Dan skor kita 32, ada perubahan metodologi. Posisi Indonesia sekarang di skor 32 itu menunjukan bahwa Indonesia masih berada atau masih terjebak dalam situasi korupsi yang sistemik dan mengakar," ujar Sekjen Transparansi Internasional Indonesia (TII), Dadang Tri Sasongko.

Jengah dengan kondisi negara yang terpuruk, LSM antikorupsi Indonesian Corruption Watch (ICW) meramu satu gagasan yang dinamai “Sakti”, akronim dari Sekolah Antikorupsi.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending