Bagikan:

Salah satu pedagang di sana, Budi kepada sejumlah media pada akhir Juni lalu mengaku pernah melihat hewan yang mati dikubur dan dibakar yakni jerapah dan kuda nil. Dua binatang tersebut dikuburkan pada tengah malam pada akhir Mei silam. Diduga satwa terse

SAGA

Rabu, 24 Jul 2013 19:36 WIB

Kebon Binatang Ragunan, Hasyim Djojohadikusumo, JAAN, Wahyudi Bambang, satwa

KBR68H - Dewan Pengawas yang dipimpin Hasyim Djojohadikusumo tengah  menyelidiki kinerja pengelola Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Atas perintah Pemprov DKI Jakarta,  pengusaha dan pemerhati satwa tersebut ditugaskan ikut  menelisik kesejahteraan satwa dan penggunaan anggaran untuk kebun binatang tersebut. Langkah ini untuk menjawab kecurigaan terhadap pengelola Ragunan yang dinilai tak becus mengurus satwa. Kasus terakhir adalah matinya kuda nil dan jerapah yang diduga akibat kekurangan gizi.

Pagi itu di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, Samin tengah sibuk bersihkan kandang kuda nil. Pegawai kebun binatang ini mengaku sudah bekerja lebih dari 20 tahun.

“ Kalau untuk kebersihan kandang, kita tiap hari kita bersihin, kolam kubangan kolamnya juga kita kuras, pagi dikasih makan buah-buahan komplit, terus untuk siang dikasih rumput sama dedak,” jelasnya.

Jarum jam menunjukan pukul 09.00 pagi. Saatnya lelaki 50 tahun ini memberikan makan kepada empat ekor kuda nil.

Koleksi satwa di kebon binatang seluas 120 hektar ini mencapai ribuan ekor.  Untuk kuda nil terdiri dari 4 ekor jenis besar dan 3 ekor jenis kerdil.  Bulan lalu masyarakat dikejutkan dengan matinya sejumlah satwa yakni seekor kuda nil dan jerapah. Kematian dua binatang tersebut terkesan ditutupi.

Matinya hewan-hewan tersebut sama sekali tidak diketahui oleh pengunjung. Seperti disampaikan salah satu pengunjung Sukono.“(KBR68H: Binatang apa sih yang suka dilihat di Ragunan?), ya kalau anak-anak paling lihat monyet, gajah, zebra. (KBR68H:Tahu tidak jerapah di Ragunan mati?), belum tau, gak tau kok ga ada gitu,”tanyanya.

Salah satu pedagang di sana, Budi kepada sejumlah media pada akhir Juni lalu mengaku pernah melihat hewan yang mati dikubur dan dibakar yakni jerapah dan kuda nil. Dua binatang tersebut dikuburkan pada tengah malam pada akhir Mei silam. Diduga satwa tersebut mati akibat kelaparan dan kurang gizi. 

Minimnya informasi membuat media luput memberitakan.  Menurut Budi, pengelola Ragunan juga sempat memperingati kepada pedagang untuk tutup mulut, tak umbar peristiwa tersebut. Bak ditelan bumi, KBR68H belum berhasil menemui Budi  di sekitar Ragunan. 

Pedagang lainnya seolah kompak mengunci mulut mereka saat ditanyai kasus ini. Kembali ke Samin yang sehari-hari ikut merawat kuda nil di Ragunan mengaku satwa berbadan tambun itu mati akibat faktor umur yang sudah tua atau 30 tahun.  Saat didesak ihwal kematiannya lebih detail serta proses penguburannya Samin enggan menjelaskan.

Benarkah  pengelola Taman Margasatwa Ragunan sengaja menutupi kematian kuda nil dan jerapah?


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending