Bagikan:

Menggugat Privatisasi Air di Jakarta

Seret air. Begitulah kira-kira yang terjadi pada warga di Muara Baru Ujung, Penjaringan, Jakarta Utara. Meski sudah berlangganan Aetra sejak 2000-an, tapi aliran air tak pernah lancar.

SAGA

Senin, 24 Jun 2013 19:44 WIB

Menggugat Privatisasi Air di Jakarta

korupsi, suap, hikmahbudhi, jakarta, ritual

KBR68H - Kota Jakarta baru merayakan hari jadinya ke 486 tahun. Berbagai persoalan sosial masih membelit ibukota negara ini. Salah satunya persoalan penyediaan air bersih bagi warga. Bisa jadi hal itu akibat buruknya pengelolaan air oleh swasta. Sejumlah warga lantas  mengugat Pemprov DKI Jakarta sampai dua perusahaan Palyja dan Aetra ke pengadilan. KBR68H, pergi ke Kampung Rawa Badak  dan Muara Baru Ujung merekam keluhan warga akibat air yang mereka terima seret dan berbau.  

Seret air. Begitulah kira-kira yang terjadi pada warga di Muara Baru Ujung, Penjaringan, Jakarta Utara. Meski sudah berlangganan Aetra sejak 2000-an, tapi aliran air tak pernah lancar. Seperti yang alami salah satu warga Yati.

KBR68H: Tapi suka ada keluhan enggak bu soal air?
Yati: Enggak bau sih, alhamdulilah. Tapi ya itu kecil kalau enggak ada sanyo. Itu tuh sebelah tuh, jam 3 baru dapat 2 drum kalau enggak nungguin.
KBR68H: Jadi harus nyetok air ya?
Yati: Kalau punya tempat nyetok, kalau enggak punya ya paling dua drum saja.

Kesal lantaran debit air  terlampau kecil bahkan kadang mati, perempuan 44 tahun ini pun terpaksa merogoh kantong lagi. Membeli mesin pompa air. 

KBR68H: Ibu sudah sejak kapan pakai sanyo?
Yati: Ya semenjak ada air aja. Beli kredit kalau gak sih lama.
KBR68H: Jadi kalau pake sanyo itu gimana bu?
Yati: Disedot kan pakai listrik, dimasukin ke PAMnya disedot pakai mesin
KBR68H: Berapa bayar air perbulan?
Yati: Kalau dipakai terus bisa 70 ribu atau 80 ribu. Kalau dipakainya jarang paling 40 ribu.
KBR68H: Itu sudah besar?
Yati: Iyalah, laki saya kan tukang gerobak, anak ada 5
KBR68H: Tapi ada keluhan soal air?
Yati: Enggak, sejak saya di sini. Tapi ya itu airnya kecil. Tuh sebelah tuh, jam 3 baru dapat dua drum, kalau ditungguin. Kalau punya tempat emang baiknya nyetok.

Tapi tak semua warga di Muara Baru Ujung  mampu  membeli mesin pompa air akibat keterbatasan ekonomi.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending