Bagikan:

Melawan Kuasa Lelaki

SAGA

Kamis, 02 Mei 2013 14:43 WIB

Author

Nurika Manan

Melawan Kuasa Lelaki

perempuan, kekerasan, asing, WNA, KDRT

KBR68H - “Wanita dijajah pria sejak dulu. Dijadikan perhiasan sangkar madu”. Penggalan lirik lagu  bertajuk “Sabda Alam” itu seolah menempatkan perempuan di bawah kuasa lelaki. Kondisi ini dialami dua perempuan yang kebetulan menikah dengan warga asing. Status perkawinan yang tak jelas dan suami WNA membuat posisi mereka lemah saat membawa kasus ini ke jalur hukum.

Di rumah susun bilangan Jakarta Timur, seorang perempuan tengah memasak mi instan untuk makan siangnya. Setelah mi masak, ia mengambil sebotol air dingin dari kulkas. Di ruangan seluas 3 x 6 meter itu ia tinggal sendiri.

Sebut saja namanya Sekar. Atas permintaan perempuan berusia 30-an tahun itu nama aslinya minta disamarkan. Sudah tiga tahun ia bercerai dengan David. Sang suami lantas kembali ke negara asalnya, Australia.

Sambil menghabiskan makan siang, ia menceritakan pertemuan pertamanya dengan sang kekasih. “Pertama ketemu sama David itu dikenalin sama teman pas dia ulang tahun. Kita ketemu itu di salah satu café Jakarta saat acara ulang tahun. Pertama kita jadi teman, teman dulu, teman satu bulan trus lama-lama jadi suka,”kenangnya.

Sekar menilai David sebagai sosok pria idaman, penuh perhatian dan ramah. “Kita belum menikah awalnya, saya mengambil keputusan sendiri tanpa berbicara dengan orangtua saya. Saya mengambil keputusan untuk tinggal bersama dulu dengan dia, untuk saling memahami kultur budaya, bahasa, lima tahun kita tinggal bersama. Akhirnya kita memutuskan untuk menikah.”

Mereka menikah pada 2005 silam dan tercatat di Kantor Urusan Agama KUA.  Sekar berpikir pernikahannya akan membuat hidup mereka  bahagia. Nyatanya tidak seindah seperti dibayangkan. Penghasilan David sebagai guru bahasa Inggris pas-pasan. Kondisi ini memaksanya untuk bekerja.  “Karena sebelumnya suami saya itu tidak bekerja. Di Indonesia dia tidak bekerja, hanya freelance saja. Saya yang bekerja. Saya mencoba bekerja, dari pagi sampai malam saya bekerja. Sampai saya memutuskan untuk kursus memasak dan menjahit supaya ada tambahan uang.”

Pernikahan Sekar dan David akhirnya berakhir dengan perceraian.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending