Kami Gemuk, Kami Melawan

Majalah Balga

Nama majalah itu Balga. Akronim dari Besar, Asik, Lucu, dan Bergaya. Tharie Lily, Pemimpin Redaksi Majalah Balga mengatakan lewat media tersebut mereka ingin membangun rasa percaya diri khususnya bagi perempuan bertubuh gemuk. Majalah ini tak hanya dipasarkan untuk anggota komunitas, tapi juga dijajakkan di toko buku umum.

“Aku bikin majalah ini tuh, satu, supaya mereka bisa jadi model. Maksudnya, banyakan dari mereka pengen jadi model, tapi enggak pede. Disini kita akan buat mereka bisa jadi model. Kata aku juga semua orang bisa jadi model. Aku pengen nunjukin bahwa mereka bisa jadi model, mereka bisa pede, menambah kepercayaan atau menambah pengalaman. Dan yang paling penting ini bisa dibaca si bukan plus size itu, supaya mereka mengerti,”jelasnya.

Kerja keras Tharie,  Ririe  dan rekannya mulai membuahkan hasil.  Lewat Komunitas Extra Large dan Majalah Balga  yang mereka bidani, perempuan-perempuan bertubuh gemuk mulai percaya diri.

“Yang tadinya saya kan diejek, kalau saya dikatain sama orang lain itu saya akan marah. Tapi setelah saya ikut komunitas Extra-L, emosi saya semakin lama semakin meredam, karena saya berfikir oh yang bermasalah itu bukan Cuma saya doang tapi banyak. Jadi, di sini kita saling cerita, ,misalnya kalau kita diledekin sama orang itu kita harus bagaimana,, diketawain sama orang itu harus bagaimana enggak perlu pake emosi. Terus di komunitas ini saya juga diajarkan cara berpakaian yang baik,”jelas Tias

“Selama ini saya pikir orang gendut itu enggak diterima, cari kerja juga susah, bergaul juga agak-agak minder. Tapi, sekarang setelah ikut dari 2007 itu jadi lebih percaya diri, bahwa memang bentuk tubuh itu bukan suatu halangan untuk kita berprestasi. Kita tetap masih bisa kok berprestasi bahwa bentuk tubuh kita besar, asalkan kita bisa percaya diri, percaya pada kemampuan, dan berusaha,”pungkas Fransiska.

(Evi, Fik)