Bagikan:

Kami Gemuk, Kami Melawan

Melalui media jejaring sosial twitter Ririe berhasil mengajak 5 ribuan follower atau pengikut bergabung. Lewat Komunitas Extra Large perempuan 38 tahun ini memotivasi orang bertubuh gemuk agar percaya diri.

SAGA

Rabu, 08 Mei 2013 19:13 WIB

Kami Gemuk, Kami Melawan

Bandung, Komunitas Extra Large, Perempuan, Gemuk, Fransiska

Komunitas Ekstra Large

Salah satu ruangan di pusat perbelanjaan Jakarta terdengar riuh-rendah dengan celotehan. Di sana sekitar 20 orang wanita bertubuh tambun tengah asik belajar merias wajah. Mereka tergabung dalam Komunitas Extra Large. Pendirinya Ririe Bogar. “Mulainya itu 2007 Februari tanggal 14. Karena 14 Ferbruari itu hari kasih sayang, jadi lewat komunitas ini tuh aku mau saling berbagi kasih sayang, saling menopang, saling memberikan semangat, supaya orang itu jangan berpikir bahwa badan gue gendut dan itu akhir dari segalanya, enggak gitu lho. Lewat komunitas ini aku mau mengajak bahwa kita harus berpikir positif pada diri sendiri bahwa walaupun kita gendut kita bisa berprestasi dan bisa sehat,”tuturnya.

Komunitas ini bermula dari toko pakaian yang didirikan perempuan dengan berat lebih dari 100 kilogram tersebut.  “Komunitas itu idenya pertama gara-gara aku bikin butik. Aku bikin butik buat perempuan-perempuan bertubuh besar, tapi yang dateng itu lebih banyak curhat daripada beli baju. Jadi, dari situ aku pikir harus ada satu wadah kita sama-sama yang merasa badannya gemuk atau besar, itu bisa berkumpul sama-sama buat curhat bareng, saling memberikan info-info positif. Kalau untuk mencari baju dimana sih, make up yang bener gimana sih, olahraga yang tepat untuk badan besar gimana sih, nah itu kita sharing,”katanya.

Melalui media jejaring sosial twitter Ririe berhasil mengajak 5 ribuan  follower atau pengikut bergabung. Lewat Komunitas Extra Large  perempuan 38 tahun ini memotivasi orang  bertubuh gemuk agar percaya diri. “Sampai sekarang aku masih berusaha untuk membantu mereka supaya bangkit. Sedih sih, hanya karena perkataan seseorang, misalnya loe gendut, loe jelek, loe enggak bakal laku, itu bertahun-tahun akan terekam terus dalam otaknya. Mungkin kita kalau ditampar sekali, sakitnya paling Cuma sekali lima menit paling ilang, tapi sekali kita dikatain gendut, jelek enggak laku, apalagi dibanding-bandingkan dengan seseorang, itu akan diinget 20 tahun. Jadi bully itu bisa membunuh seseorang,”kenangnya.

Langkah Ririe tak hanya berhenti di situ. Bersama rekannya Tharie Lily mereka menerbitkan media cetak.   “Jadi aku ini dulu ngefans sama Ririe. Melihat dia ketemu di acara perempuan-perempuan gemuk dipilih gitu. Waktu itu aku ikutan dan ketemu Ririe. Terus suatu hari dia hubungi aku. Kata dia, kamu katanya ngerjain tabloid ya? Iya. Ya udah yuk, mau enggak kita buat free tabloid buat orang-orang plus size. Nah, di 2012 awal aku kan berhenti kerja, aku hubungi Ririe ngajakin bikin majalah. Terus dia bilang, tabloid? Aku jawab, enggak langsung majalah buat orang plus size. Modal nekat neh kita langsung ngerjain, akhirnya langsunglah kita buat itu,”

Komunitas Ekstra Large pun berkampanye melawan bulling melalui media cetak.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending