Bagikan:

Wisata Religi Makam Gus Dur

Makam bekas Presiden Abdurahman Wahid akrab disapa Gus Dur di Jombang, Jawa Timur tak pernah sepi dari peziarah. Mereka yang berwisata religi tersebut datang dari latar belakang yang beragam

SAGA

Kamis, 11 Apr 2013 12:52 WIB

Wisata Religi Makam Gus Dur

Gus Dur, Toleransi, Jombang

KBR68H - Makam bekas Presiden Abdurahman Wahid akrab disapa  Gus Dur di Jombang, Jawa Timur tak pernah sepi dari peziarah. Mereka yang berwisata religi tersebut datang dari latar belakang yang beragam. KBR68H bertandang ke pusara bekas Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tersebut.  Merekam kekhusuyukan dan kerinduan peziarah pada sosok yang gigih memperjuangkan kebhinekaan dan toleransi beragama semasa hidupnya.

Lantunan ayat suci Al-Quran menggema dari komplek  makam Kiai Haji Abdurrahman Wahid atau dikenal dengan sebutan Gus Dur. Selain pernah menjabat Presiden Indonesia ia juga pernah memimpin ormas Islam Nahdatul Ulama. Pusara tokoh yang masa hidupnya dikenal gigih memperjuangkan keberagaman dan toleransi beragama ini  berada di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Siang itu, makamnya silih berganti didatangi para peziarah. Salah satunya Arif Rahman Hakim.

KBR68H: Seberapa sering datang ke makam gus dur?
Arif: Bisa seminggu sekali, tergantung ini kan kuliah kosong ke sini.
KBR68H: Sejak kapan ke sini?
Arif: Aku setelah lulus SMA. 2010 itu menginjak 2011. Awalnya ikut rombongan, tapi malah ketagihan. Jadi ke sini sendirian
KBR68H: Itu rutin?
Arif: Iya, apalagi kalau ada masalah dan bosan di rumah ke sini.
KBR68H: Apa yang bikin kangen ke sini?
Arif: Enggak tahu ya, mungkin kayak ada magnet. Kalau ada masalah ke sini, baca-baca, pulang tenang.
KBR68H: Apa doa tertentu?
Arif: Tergantung situasi.
KBR68H: Apa yang kamu kagumi dari gus dur?
Arif: Kecerdasannya. Dia itu orangnya enggak rumit. Pokoknya kebijakan itu membuat semua senang, kadang juga ada sisi lain enggak setuju. Tapi kalau masyarakat awam, menilainya bagus.

Pria 18 tahun ini mengaku tiga tahun terakhir rutin ke makam Gus Dur.

KBR68H: Akan sampai kapan kamu akan ke sini?
Arif: Sampai aku tetap di Jombang, akan tetap ke sini.
KBR68H: Ini kan disebut wisata religi, kamu merasa begitu?
Arif: Iya sejak dimulai dibangun, dulu engggak begini, masih biasa. Dulu aku ke sini gak begini. Sekarang sudah dibangun, terlihat religinya, wisata.

Pasca Gus Dur wafat akhir tahun 2009 lalu, Pondok Pesantren Tebuireng dan pemerintah setempat meresmikan makam itu sebagai tempat pengunjung atau peziarah berwisata religi.
Kepala Pondok Pesantren Tebuireng, Lukman Hakim menjelaskan, “Sebetulnya sebelum gus dur wafat sudah ada penamaan itu, pesantren yang ada tempat ziarah, satu-satunya Tebuireng. Sebelum ada gus dur, (ada makam Wahid-red) Hasyim sudah ada dikunjungi. Hanya memang tidak seramai sekarang. Sebelum gus dur, sudah dicanangkan, Tebuireng pas untuk wisata religi.”


Hasyim yang disampaikan Lukman itu lengkapnya KH. Wahid Hasyim pahlawan nasional Indonesia dan menteri negara kabinet pertama era Kemerdekaan. Ia adalah ayah Gus Dur sekaligus anak dari Hasyim Asy'arie, pendiri NU.


Tak hanya kaum muslim, kalangan non-muslim pun ada yang menyambangi makam Gus Dur.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending