Bagikan:

Rayuan Gombal Investasi Bodong

Sebagian kalangan menduga perusahaan ini menawarkan investasi emas bodong. Kasus penipuan ini muncul setelah salah satu nasabahnya mengaku telah menginvetasikan uang senilai Rp 35 juta, namun tidak pernah mendapatkan imbalan seperti yang dijanjikan perus

SAGA

Rabu, 24 Apr 2013 18:28 WIB

Rayuan Gombal Investasi Bodong

GTI Syariah, Investasi, Bodong, OJK, Nasabah

KBR68H - Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana membentuk satuan tugas  mewaspadai investasi bodong. Langkah ini untuk melindungi konsumen bank maupun industri keuangan non bank.  Tercatat 400 laporan yang diadukan ke OJK terkait investasi yang merugikan konsumen. Salah satu kasus yang sempat menyita perhatian masyarakat adalah investasi emas berlabel syariah dari PT. Golden Traders Indonesia Syariah.  Langkah apa yang mesti diwaspadai konsumen agar tak terjebak investasi bodong?

Suasana kantor PT. Golden Traders Indonesia Syariah  atau GTI Syariah tampak sibuk petang itu. Puluhan nasabah dan pegawai perusahaan hilir mudik di kantor yang berlokasi di lantai 9, Menara A, Grand Mall Kemayoran (GMK), Jakarta Pusat.  Delapan anggota polisi dari Mabes Polri nampak berjaga-jaga. Di salah satu pinggang polisi sebuah pistol terlihat tersarung.

Situasi tak jamak itu  menyusul  kaburnya  petinggi perusahaan investasi berbasis syariah tersebut.   Presiden Direktur , Taufiq Ong  kabur ke luar negeri.Warga  Malaysia tersebut buron bersama batangan emas dan uang miliaran rupiah milik nasabah. Akibatnya banyak nasabah yang datang dan mempertanyakan nasib investasi mereka.

GTI Syariah memiliki lebih dari 100 nasabah di sejumlah daerah, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Perusahaan investasi ini menjual emas batangan produk PT Aneka Tambang dengan harga 20 persen lebih mahal ketimbang harga emas di pasaran. Nasabah setiap bulan mendapat bonus 1,5-2 persen dari harga pembelian emas.

Berbagai kabar tak sedap berhembus. Sebagian  kalangan menduga perusahaan ini menawarkan investasi emas bodong. Kasus penipuan ini muncul setelah salah satu nasabahnya mengaku telah menginvetasikan uang senilai Rp 35 juta, namun tidak pernah mendapatkan imbalan seperti yang dijanjikan perusahaan.

Tapi tak semua nasabah  merasa dirugikan seperti pengakuan  Faw. “Prosesnya sih kalau dibilang lumayan cepat ya, dua minggu pasca peristiwa tersebut (dirut kabur) sudah mulai bangun, lancar lagi. Saya merasa PT ini memang niat untuk jalan lagi, gitu, “ ujar Faw ketika ditemui di kantor PT. GTIS.

Warga Jakarta  yang mengaku sudah enam bulan berinvestasi itu  yakin uang Rp 300 juta yang ditanamkan tetap aman.“ Masih, ya maksudnya, selama dia ada niat baik ngga ada masalah ya saya rasa, ngga ada ketakutan apa-apa, segitu doang. Ya ada beberapa, teman,” ujar Faw meyakinkan.

Hal serupa disampaikan nasabah lainnya, Herman Trisna. Pria asal Surabaya, Jawa Timur  ini masih yakin dengan produk investasi emas dari  PT. GTI Syariah. Ia mengaku sudah dua tahun berinvestasi di sana dan  sudah menangguk untung. “ Dan saya sudah untung sebenarnya. Bahkan apa namanya, hasil terakhir yang kemarin saya peroleh sudah saya masukkan kembali. Jadi sudah cobel-dobel,” terang Trisna.

Trisna menilai, sistem investasi yang ditawarkan perusahaan itu sudah bagus. Kekisruhan yang terjadi beberapa waktu lalu menurut dia semata-mata masalah internal perusahaan. Ia yakin, kondisi keuangan perusahaan ini akan  baik .

“Saya juga kan sudah sering datang ke sini. Jadi sistem di perusahaan ini sudah bagus, sudah bagus. Klaau saya lihat ini mungkin hanya personnya saja. Karena kemarin waktu masalah itu sempat saya dengar di tanggal berapa itu ya, tanggal 25, saya dengar, saya sempat ke sini. Itu manajemen yang masih ada ini, yang di sini berangkat ke Malaysia ketemu dengan katanya komisarisnya, itu sudah jalan dan sudah RUPS juga, Rapat umum pemegang saham, makanya ini kita sudah dapat bonus kembali, “ jelas Trisna.

Tapi lembaga pengawas perusahaan investasi mengaku menerima ratusan pengaduan dari nasabah GTI Syariah


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending