KBR68H - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan suap daging sapi impor yang menyeret empat tersangka. Salah satu yang tersandung masalah bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lutfie Hasan Ishaaq. Pekan ini lembaga antirasuah berencana memeriksa kolega Lutfie, Menteri Pertanian Suswono. Tak ayal kasus ini mencoreng citra PKS sebagai partai dakwah yang mengedepankan jargon bersih, peduli dan professional. Masyarakat pun ikut mengecam.
Langit di kota Depok, Jawa Barat mulai menghitam siang itu di awal Februari 2013.Udara dingin mulai menyergap kulit. Butiran air perlahan jatuh dari angkasa. Hujan yang mengguyur dan udara dingin yang menggigit tulang, tidak menyurutkan niat lelaki itu berunjuk rasa. Ia hanya mengenakan kaos, celana pendek dan tanpa alas kaki. Bak penggembala tangannya sesekali menggerakan pecut dari pelepah pohon pisang.Tapi yang dilecut bukan hewan ternak, melainkan sebuah mobil. Di bagian belakang, samping pintu kiri dan kanan kendaraan itu dipasang tulisan: Sapi. Pelecut mobil tersebut Kasno namanya. Ia warga Depok yang mengaku tinggal sejak 20 tahun silam. Aksi sindiran di depan kantor Walikota Depok itu sebagai bentuk dukungan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Lembaga antirasuah saat ini tengah mengusut kasus korupsi impor daging sapi. Ada 4 tersangka dalam kasus ini. Satu diantaranya bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lutfie Hasan Ishaaq. Ia disangka menerima suap 1 miliar rupiah dari 40 miliar rupiah yang dijanjikan. Walikota Depok Nurmahmudi Ismail kebetulan berasal dari PKS. Aksi spontan Kasno itu karena muak dengan praktik korupsi yang merajalela di negeri ini.“Kalau kemarin itu kita sifatnya hanya mengingatkan atau memberikan dukungan kepada KPK. Jujur saya katakan kalau saya menyebut nama Alloh itu terlalu sombong, jujur saya katakana itu tidak ada, tidak ada unsur untuk menyudutkan salah satu parpol. Kenapa saya katakan itu, saya bicara kok di sini, bukan hanya kasus sapi, akan tetapi ada kasus korupsi Alquran, kasus Hambalang, Century yang melibatkan elit parpol dan birokrat di pusat sana, itu harus segera ditindaklanjuti,” jelasnya.
Aksi Protes
Aksi teatrikal lelaki 45 tahun itu dimulai dari sebuah jembatan kecil di halaman kantor Walikota Depok. “Jadi dari jembatan ini kita tarik pakai tali, tidak pakai sandal kita tarik ke luar. Begitu di luar, kondisi hujan, kita disambut oleh teman-teman media. Kita tarik mobil ke sana (ke luar) sampai ke depan terminal. Karena hujan terlalu deras maka mobil saya hidupkan terus kita ke daerah tol, tadinya kita berencana ke KPK, karena hujan terlalu deras, kita turun di Kebon Nanas dan putar balik arah kembali ke Depok,” kata Kasno.
Mobil milik temannya itu terus ditarik Kasno sampai arah terminal atau berjarak sekitar 300 meter dari kantor walikota. Aksi sekitar 2,5 jam itu mengundang reaksi pengguna jalan. “Ya ketika itu macet, di tol juga waktu kita lakukan aksi itu, kondisinya macet. Saat macet ada yang berkomentar? Ada, ada artinya yang di kepala mereka itu kasus sapi, hore, hore, oke sapi, teman-teman mereka mendukung. Khususnya penumpang-penumpang bus yang bersinggungan dengan kita, dari samping sip, sip, sapi, sapi. Kalau ada pihak-pihak yang tersinggung, kalau tidak merasa jangan tersinggung tetapi dukung kami kalau memang tersinggung memang Anda pelakunya,” tegasnya.
Tapi ada juga yang nyinyir di media sosial macam facebook. Tak suka dengan gerakan dukungan kepada KPK yang dilakoni pemulung tersebut. “Banyak khususnya di Facebook bahwa saya dicaci-maki, apalah, buat saya tidak masalah. Ini zaman era demokrasi yang bebas mengeluarkan pendapat selama itu saya tidak merasa dirugikan. Namun demikian, yang memaki-maki dan yang memuji, itu 70% memuji dan mendukung gerakan tersebut, yang 30% tidak mendukung dan memaki-maki saya. Buat saya ini justru pembelajaran yang sangat luar biasa bahwa apa yang saya lakukan di sinilah salah atau benar didukung atau tidak,” imbuh Kasno.
Meski aksi yang digelar di salah satu daerah lumbung suara PKS itu dihujat, tak menyurutkan semangat Kasno. Bapak dua anak itu mengaku sudah menyiapkan aksi lanjutan. Kali ini ia akan membawa sapi sungguhan yang siap ditarik dari Depok hingga kantor KPK di Kuningan, Jakarta. “Kalau harapan saya pribadi mereka meminta maaf kepada publik agar lebih terhormat dan tersanjung.Ke depan kami lebih baik lagi bukan berkomentar di Facebook atau di media yang menuding ada konspirasi. Ini yang membuat makin panas situasi dan kondisi. Kalau memang perlu kami mohon maaf kepada masyarakat, itu lebih cakep,” pungkasnya.
Sampai saat ini KPK masih memeriksa empat tersangka. Tak menutup kemungkinan ada tersangka baru yang ikut tercokok suap impor daging sapi.
Peran Lutfie
Puluhan wartawan memadati ruangan jumpa pers gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhir pekan lalu. Tiga orang dinyatakan telah dicegah berpergian ke luar negeri. Diduga mereka terseret suap impor daging sapi di Kementerian Pertanian. Juru Bicara KPK, Johan Budi. “Mengenai pencegahan, sejak tanggal 5 Februari berlaku enam bulan KPK telah mencegah dan mengirimkan surat ke dirjen Imigrasi atas nama Soraya Kusuma Efendi, perempuan, yang bersangkutan adalah Komisari PT Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman, Perempuan yang bersangkutan adalah Direktur Utama PT Indoguna Utama, dan Denny P Adiningrat,” jelas Johan.Cekal berlaku hingga Agustus mendatang. Kasus ini bermula dari penangkapan yang dilakukan lembaga antirasuah kepada dua pengusaha. Mereka direksi PT Indoguna Utama, yaitu Juard Effendi dan Arya Arbi Effendi. Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka. Suap sebesar 1 miliar rupiah diberikan kepada Ahmad Fathanah. Ia adalah orang dekat bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lutfi Hasan Ishaaq.
Sebelum uang itu diterima Lutfie, Ahmad telah ditangkap penyidik KPK di salah satu hotel Jakarta. Uang suap itu bagian dari total 40 miliar rupiah yang dijanjikan. Dalam penangkapan itu, ditemukan barang bukti buku tabungan dan uang dalam kantung plastik.Pasca penangkapan, KPK menetapkan Ahmad Fathanah dan Lutfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka. Jajaran petinggi PKS pun geger.
Sebelum dicokok, Luthfi yang kala itu memimpin rapat petinggi partai membantah terlibat suap.“Jika yang dimaksudkan saya. Tetapi barang tentu, indikasi atau informasi tentang penyuapan itu, andai itu benar sudah barang tentu saya tidak akan menerimanya. Tidak saya dan tidak pula partai saya, dan tidak pula kader-kader pengurus partai tidak menerima penyuapan yang seperti itu,"tegasnya.
Tapi KPK punya bukti. Lutfhi digelandang dari markas DPP PKS di bilangan TB Simatupang ke markas KPK di Kuningan, Jakarta. Raut
mukanya terlihat tegang. Ia diapit lebih lima orang pengurus partai dan penyidik KPK.
Lantas apa peran Luthfi dalam kasus ini? Selain menerima uang muka suap untuk memuluskan jalan penambahan kuota impor sapi kepada PT Indoguna. Bekas anggota DPR itu dinilai berperan sebagai calo atau pengatur kuota impor dari Kementerian Pertanian untuk perusahaan itu. Ia disebut-sebut menjanjikan penambahan impor ribuan ton kepada PT Indoguna. Juru bicara KPK Johan Budi. “Kontruksinya itu begini, kalau bisa disebut LHI ini melakukan trending influence yang ada gratifikasinya sesuai UU No.7 tahun 2006.Memperjualkan pengaruh, tentu pengaruhnya kepada siapa? Tentu pengaruh kepada pembuat kebijakan. Dalam hal ini tentu di Kementerian Pertanian berkaitan dengan kuota impor sapi tadi,” terang Johan.
Permainan kuota impor ini sudah lama terjadi sejak pemerintah memperketat impor daging sapi. Dari sekitar 30 perusahaan pada 2011 membengkak menjadi 67 perusahaan yang mendapat izin impor. Kuota impor pun terus dikurangi, dengan alasan memberdayakan daging sapi lokal. Dari kuota impor tahun 2013 sekitar 32 ribu ton, dibagi untuk 67 perusahaan. Mereka berlomba mendapatkan kuota terbesar. PT Indoguna mendapatkan jatah resmi 452 ton.
Thomas Sembiring, KetuaAsosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia,Aspidi. “Kuota impor itu, kuota nasionalnya transparan, Tetapi dalam pemberian kuota ke perusahaan itu tidak bisa transparan. Umpanya bapak mau minta data ke sana dari 67 perusahaan, itu siapa dapat berapa, itu tidak akan dikasih. Dalam pertemuan dengan media, itu tidak akan dikasih,” tuturnya.
Dari dokumen penetapan kuota impor yang ditetapkan Kementerian Pertanian, ada sekitar 20 bagian yang dinilai. Indikator yang dinilai diantaranya umur perusahaan impor, besar lemari pendingin dan rekam jejak perusahaan. Dalam proses itu melibatkan pejabat penilai di kementerian yang dipimpin Suswono dan perusahaan importir.
Mentan Diperiksa
Karena banyak perusahaan yang bersaing ketat mendapatkan kuota, berbagai cara untuk menangguk untung pun ditempuh. PT Indoguna menggunakan anak perusahaan untuk mendapatkan kuota impor yang lebih besar. Seperti percaloan, perusahaan itu menjadi pengepul daging impor bagi perusahaan yang tidak mendapatkan jatah impor.
Ketua Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia Thomas Sembiring tak membantah hal itu.“Saya ambil contoh PT Indoguna ini, PT Indoguna ini mendapatkan kuota yang riil hanya 452 ton, tetapi limpahan dari industri itu 2995 ton, dia hanya untuk membelikan saja, bukan brokerlah, dia hanya membelikan saja nanti diberi berapa persen keuntungan, barang itu harus kembali ke perusahaan pemesan,”tegasnya.
Kasus ini membuat kebakaran jenggot pejabat di Kementerian Pertanian. Suswono sang menteri yang juga kader PKS membantah keterlibatan bawahannya. Suswono berdalih, kuota impor daging sapi tahun ini sudah ditetapkan sebesar 80 ribu ton dari keseluruhan 32 ribu ton. Sehingga mustahil ada penambahan kuota bagi perusahaan."Yang menyangkut sekarang inin kan saya bingung, apa ini di balik semua ini? Pembagian alokasi tahun ini kan sudah selesai, baik daging maupun bangkalan yah. Padahal kalau dia mintah tambah, padahal wong saya tanggal 22 Januari tadi sudah menulis surat ke Kemenko Perekonomian, kalau ada wacana pejabat yang mengungkapkan kalau perlunya evaluasi dan tambahan kuota impor, kan begitu. Justru bukan muncul dari kementerian pertanian tambahan impor itu. Nah mau apakah dia melakukan tindakan itu," kilah Suswono.
Suswono boleh saja membantah kementeriannya tak terlibat dalam proses penetapan kuota impor daging sapi. Kasus ini terus bergulir. KPK berencana memeriksa Suswono dan pejabat kementerian yang terlibat impor sapi pada pekan ini. KPK disebut-sebut memiliki rekaman perbincangan lewat telepon selular antara tersangka Lutfie dan Suswono.
Ketua KPK, Abraham Samad menjelaskan, “Jadi masalah rekaman itu biarlah menjadi bagian dari strategi penyidikan yang akan dibuka ketika persidangan. Dan itu menjadi rahasia (Pemanggilan dari Kemendag?) InsyaAllah akan kita panggil semua orang-orang bisa memberikan keterangan untuk membuka kasus ini secara terang benderang.”
(Yra, Fik)