Konflik yang tak berkesudahan antara PSSI dengan KPSI mewarnai potret buram dunia olah raga tanah air. Federasi Sepak Bola Internasional, FIFA memberi waktu kepada PSSI untuk menyelesaikan masalah ini hingga Maret tahun depan. Perseteruan kedua kubu mengakibatkan menurunnya kwalitas tim nasional sepak bola Indonesia. Di ajang bergengsi Piala AFF lalu misalnya, Andik dan kawan-kawan tersisih di laga penyisihan.
Rapat Komite Eksekutif federasi sepak bola internasional , FIFA telah memutuskan untuk menunda sanksi kepada Indonesia. FIFA memberikan waktu tiga bulan kepada PSSI agar menyelesaikan kisruhdualisme kepengurusan sepak bola nasional. Anggota Komite Eksekutif PSSI Bob Hippy sumringah mendengar kabar dari Jepang tersebut.
“Bagus lah. Kita tidak diberikan sanksi. Tapi kita diminta untuk menyelesaikan beberapa tugas dalam waktu dua bulan. Saat ini kita masih dalam proses pembicaraan. Selanjutnya, AFC yang bakal mengurusi masalah ini," katanya.
AFC yang disebut Bob tadi adalah Konfederasi Sepak Bola Asia.
Seteru PSSI, yang menyebut diri Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) mengaku siap islah dengan organisasi yang dipimpin Djohar Arifin tersebut. Ini syaratnya kata Ketua KPSI La Nyalla Mattalitti.
"PSSI itu selalu bertahan untuk tidak menggunakan voter yang ada di Solo. Mereka menggunakan voter Palangkaraya, 18 Maret 2012. Bukan menggunakan voter solo yang 9 Juli 2011. Sedangkan KPSI tetap bertahan melaksanakan voter Solo. Ini yang tidak pernah ketemu. Berarti salah siapa? Satu-satunya jalan ya itu. Harus melaksanakan kongres sesuai dengan voter Solo. MoU itu kan ditandatangani oleh tiga pihak dan sudah saling menyepakati. Lah trus kalau diubah oleh salah satu pihak, yang wanprestasi siapa?," ungkapnya.
Perseteruan PSSI dan KPSI berimbas buruk terhadap kualitas liga domestik, nasib pemain sampai melorotnya prestasi tim sepak bola nasional.
Dampak Konflik
Awal Desember lalu, Diego Mendeita, pemain Persis Solo yang berlaga di kompetisi KPSI merenggang nyawa akibat sakit. Dia tak memiliki biaya cukup untuk mengobati penyakit virus radang otak yang menyerangnya. Klub yang sudah dibelanya selama lebih dari satu tahun itu tak sanggup membayar gaji pemain asing asal Portugal itu selama 4 bulan, atau sekitar Rp. 131 juta.
Manajemen Persis Solo dan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia sempat saling lempar tanggungjawab. Berkat desakan pemain dan pecinta sepakbola nasional, tunggakan gaji Mendeita akhirnya dibayarkan. Bekas Ketua Umum klub sepak bola Persis Solo, Hadi Rudyatmo menuturkan,“Pelunasan untuk Diego harus 100 persen, tidak separuh seperti pada pemain lain..jadi total 4 bulan gaji..kalau pemain lain hanya dibayar 50 persen ya siakan saja, itu urusan manajemen…Namun saya sebagai Walikota Solo dan mantan ketua umum Persis Solo meminta sisa kontrak dan tunggakan gaji Diego 4 bulan dibayar penuh..sisa kontrak masih 47 juta rupiah, sedangkan gaji per bulan 21 juta sehingga 4 bulan ya 84 juta rupiah..totalnya sekitar 131 juta rupiah…”
Sebagian kalangan menilai kematian Mendeita puncak dari pertikaian antara PSSI dan KPSI. Pendukung klub sepak bola Persis Solo, Pasopati pestimistis konflik antara kedua organisasi sepakbola nasional itu bisa diselesaikan. Sekjen DPP Pasopati Anwar Sanusi ,”Tuntutan kita kalau PSSI dan KPSI tidak bisa bersatu bubar saja, korbannya sudah dua di Solo LPIS dan KPSI karena haknya belum terpenuhi dan kita prihatin sekali, khusunya sepakbola di Solo.”
Kritikan terhadap kinerja Ketua Umum PSSI sebenarnya sempat dilontarkan oleh Presiden SBY. Presiden menyarankan Djohar Arifin Husein turun dari jabatannya bila tak lagi sanggup mengurusi persoalan yang membelit. Desakan mundur kian kencang saat timnas dihajar 10-0 oleh Bahrain dalam pra kwalifikasi Piala Dunia 2014 silam. Namun, Djohar optimistis memberikan hasil terbaik.
“Kita positif ajalah, tidak ada masalah. Kita berharap dengan adanya statement presiden ini semua kita menyadari bahwa cepat-cepatlah selesai masalah kita ini. Tidak ada yang untung dengan banyaknya konflik ini,” tegasnya.
Konflik PSSI dan KPSI merembet saat timnas Indonesia kembali gagal meraih sukses di ajang bergengsi sepak bola ASEAN, Piala AFF. Tuan rumah Malaysia berhasil menundukan Andik Vermansyah dkk dengan skor 2-0.
Kekalahan ini sekaligus mengubur mimpi pecinta sepakbola nasional untuk mengangkat trofi AFF yang digelar tiap dua tahun sekali. Padahal menurut Manager timnas Abil Marati, untuk lolos ke semifinal AFF, timnas hanya butuh hasil seri.
“Target kita adalah bagaimana bermain lebih bagus dibandingkan ketika melawan Singapura. Karena itu, anak-anak sangat yakin dan mereka juga percaya dan punya keyanikan kuat bahwa mereka akan keluar sebagai pemenang. Kita bukan hanya opasang target bagaimana bisa menjadi juara grup tetapi bagaimana kita bisa menjadi juara Piala AFF,” kata Habil Marati ketika dihubungi KBR68H melalui sambungan telepon
Faktor kegagalan Timnas tidak sepenuhnya berada di pundak PSSI. Maklum saja tim ini diisi pamain muda yang sangat minim pengalaman. Hanya nama seperti Bambang Pamungkas Andik Vermansyah dan Okto Maniani yang cukup dikenal. Di mata pengamat sepakbola Danurwindo, timnas Indonesia sudah berusaha semaksimal mungkin di tengah karut-marut persepak-bolaan.
"Tekanan sangat besar sekali dari penonton kemudian juga hasil piala AFF 2010 kita kalah 3-0 dari Malaysia waktu itu. Saya kira mereka punya motivasi tinggi dalam pertandingan nanti, dengan situasi tertekan waktu persiapan," ungkapnya.
PSSI sendiri sudah memberi kesempatan bagi pemain yang berlaga di Liga Super Indonesia (LSI) untuk membela skuad Garuda di ajang Piala AFF. LSI adalah kompetisi sepak bola yang berada di bawah naungan KPSI. Bahkan, PSSI siap pasang badan bila pemain dipecat dari klubnya. Penanggungjawab Tim Nasional Indonesia Bernard Limbong mengklaim tindakan itu sebagai bentuk tanggungjawab memajukakan sepakbola nasional. Salah satu pemain klub LSI yang bergabung ke timnas adalah Bambang Pamungkas.
“Jadi kita mengatakan Bambang Pamungkas itulah bukti tanggung jawab sebagai anak bangsa, tentu saja kita tidak menyepelekan orang lain. Mudah-mudahan yang lain mengikuti jejak Bambang Pamungkas. Misalnya yang terkait itu dipecat dari klubnya, kita wajib menampung mereka di klubnya,” terang Bernard.
Bambang Pamungkas dalam tulisannya sempat menegaskan : “ Hanya ada satu timnas di negara manapun.” Sementara Indonesia memiliki dua timnas, versi PSSI dan KPSI.
Sampai kini upaya berbagai kalangan meredakan konflik PSSI dan KPSI belum juga berhasil. Tapi pecinta sepakbola Indonesia tetap optimis Timnas Garuda bisa berprestasi lebih baik diajang internasional. Seperti apa bentuk dukungan itu ?
Harapan Supporter
Para supporter menggalang kampanye “Satu Timnas Satu Indonesia”. Gerakan ini berhasil menggalang dana sekitar Rp 60 juta untuk mendukung keberangkatan timnas ke ajang Piala AFF beberapa waktu lalu.Gerakan yang juga disuarakan lewat berbagai media sosial itu sebagai reaksi atas terbentuknya dua . Selain skuad dari induk organisasi sepak bola nasional, PSSI, kesebelasan tandingan dibentuk Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Salah satu pentolan gerakan tersebut adalah pemerhati sepak bola nasional, Abi Hasantoso.Abi menolak bila gerakan mereka ditunggangi PSSI.
“Kalau kita mendukung timnas yang terdaftar di FIFA. Tapi gerakang kita ini dukung timnas bukan dukung federasi. Federasi harus kita kritik kok. Banyak yang harus dilakukan oleh federasi dalam hal ini PSSI,” tegasnya.
Keberangkatan timnas mengikuti turnamen Piala AFF sempat terhambat dana. Kementerian Pemuda dan Olaharaga sempat tak mengucurkan bantuan dana. Padahal, tim besutan Nil Maizar itu membutuhkan dana sekitar Rp. 2 milliar. Menpora Andi Malarangeng saat itu mengatakan, pemerintah tidak akan memberikan dana bagi timnas atau pun tim Yunior selama masih ada dualisme kepemimpinan di tim nasional sepakbola Indonesia.
“Macam-macam, termasuk pendanaan. Khusus untuk pendanaan Tim Nasional, maka kami tidak melakukannya.(Sampai?) Sampai pemerintah bisa diyakinkan PSSI bahwa Timnas yang dibentuk betul-betul yang merepresentasikan putra-putra terbaik bangsa. (Nominalnya?) Ya pokoknya adalah.. (Untuk U21, U23 atau keseluruhan Timnas?) Semua Tim Nasional yang bukan terbaik, yang dilakukan dengan diskriminasi maka pemerintah tidak bisa memfasilitasi,” kata Andi.
Atas desakan DPR, Kemenpora akhirnya bersedia memberikan dana Rp. 800 juta untuk biaya timnas diajang AFF 2012. Juru bicara kampanye “Satu Timnas Satu Indonesia” Abi Hasantoso mengkritik langkah yang dilakukan Menpora. Menurut dia, dukungan terhadap timnas harus dilakukan lewat cara apapun meski terjadi perpecahan di dalamnya.
“Tentu saja menpora mempunyai alas an tersendiri mengapa sampai saat ini dana belum turun. Namun buat supporter itu tidak maslah karena kita akan mendukung timnas dengan cara apapun termasuk dengan donasi supporter Indonesia satu untuk timnas. Mereka melihat masih banyak kekurangan yang harus dibantu di timnas dan temen-temen ini tulus. Mereka menyiapkan suatu mekanisme pengumpulan dana meskipun tidak akan cukup dalam waktu dekat. Setidaknya itu merupakan bentuk kecintaan terhadap timnas
Bekas pemain timnas Yeyen Tumena berharap konflik PSSI dan KPSI segera berakhir dan tidak mengorbankan pemain.
“Pemain tidak bisa kita libatkan dengan hal-hal non teknis. Mereka harus fokur berlatih dan bermain. Kalau hal teknis yang menguntungkan mereka butuhkan karena mereka juga manusia,” jelasnya.
Meskipun belum mampu memuaskan dahaga supporter agar timnas bisa berprestasi, dukungan terhadap timnas terus berdatangan. Kegagalan di ajang Piala AFF dan konflik PSSI-KPSI bukan berarti skuad Garuda harus mati suri. Pengamat sepakbola nasional Budiarto Shambazy meminta tim yang ditukangi Nil Maizar itu dipertahankan jelang Pra Piala Asia Februari nanti.
“Tim ini cukup menjanjikan saya kira jangan diganggu-ganggu. Sebentar lagi Februari kita menghadapi penyisihan grup Piala Asia bersama Irak dan China, permainan sudah terbentuk tapi cuma terbentur pengalaman saja," paparnya.
Pengamat sepakbola nasional Budiarto Shambazy menkankan, perlunya kerja keras seluruh elemen pecinta sepakbola nasional bila ingin berbicara di kancah internasional. Dengan begitu, 2013 adalah lembaran baru agar timnas Garuda bisa terbang lebih tinggi.
Potret Buram Sepak Bola Nasional
Konflik yang tak berkesudahan antara PSSI dengan KPSI mewarnai potret buram dunia olah raga tanah air. Federasi Sepak Bola Internasional, FIFA memberi waktu kepada PSSI untuk menyelesaikan masalah ini hingga Maret tahun depan.

SAGA
Rabu, 02 Jan 2013 15:23 WIB


sepak bola, pssi, kpsi, fifa
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai