KBR, Jakarta - Lebaran usai, bagaimana kabar duit Tunjangan Hari Raya (THR)? Mestinya tidak ludes untuk memenuhi kebutuhan Idulfitri saja, tetapi dikelola secara bijak. Menurut perencana keuangan, Rista Zwestika, THR bisa dialokasikan ke beberapa pos, termasuk investasi.
"Sebaiknya, 50% dari THR digunakan untuk kebutuhan Lebaran seperti konsumsi dan bagi-bagi THR, 30% untuk tabungan dan investasi, serta 20% untuk pelunasan utang dan kebutuhan lainnya," ujar Rista di Ruang Publik KBR, Senin (31/3)
Pengaturan semacam ini makin relevan di tengah situasi ekonomi yang tak pasti. Kebutuhan konsumtif direm, pengeluaran diperketat, sehingga dana bisa dialihkan untuk keperluan lebih mendesak. Apalagi, menurut ekonom INDEF, Esther Sri Astuti, kondisi ekonomi berpotensi memburuk usai Lebaran, jika pemerintah bergeming saja.
“Kalau kita ihat lagi banyaknya lay off atau PHK besar-besaran yang terjadi di beberapa pabrik, akan makin berlanjut kalau tidak ada kebijakan ekonomi yang ekspansif”, ujar Ester.
Di sisi lain, ada kalangan yang menyikapi ketidakjelasan arah pemerintahan dengan bersikap apatis. Misalnya, sempat viral tagar "kabur aja dulu", yang bisa jadi mendorong sebagian orang mundur dari pekerjaan saat ini, untuk kemudian mengadu nasib ke negeri orang.
Namun, perencana keuangan Rista Zwestika mengingatkan untuk menimbang dengan cermat jika ada keinginan untuk resign.
"Pastikan Anda sudah mempersiapkan tujuan yang jelas dan memiliki dana darurat minimal 24 bulan dari pendapatan saat ini," ujar Rista.
Rista bilang gonjang-ganjing ekonomi tetap mesti dihadapi. Kuncinya adalah kejelian melihat peluang.
"Yang paling bisa bertahan adalah bukan orang yang memiliki banyak uang, tetapi mereka yang bisa melihat peluang dan melakukan perubahan dalam kehidupan serta keuangannya," ungkap Rista.
Baca juga: "THR Sekecil Ini Berkelahi dengan Pajak"? Ingat, Ada TER!