Bagikan:

Kerjasama KBR dengan SATGAS COVID-19

Ubah Pola Pikir dan Perilaku untuk Cegah Penularan COVID-19

Konsep kesalahan persepsi bahwa orang yang kelihatan sehat, dianggap tidak bisa menularkan penyakit juga menjadi faktor rendahnya penerapan perilaku menjaga jarak di kalangan masyarakat.

RAGAM

Kamis, 05 Nov 2020 19:30 WIB

Author

Paul M Nuh

Ubah Pola Pikir dan Perilaku untuk Cegah Penularan COVID-19

Tangkapan layar acara dialog yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN)

Jakarta - Survei AC Nielsen bekerjasama dengan UNICEF pada 6 kota besar di Indonesia dengan jumlah 2000 responden, mencoba menggali sikap masyarakat terkait praktik pencegahan COVID-19 pada kehidupan sehari-hari.

Menurut survei tersebut, 69,6% responden di 6 kota besar di Indonesia mengaitkan COVID-19 dengan aspek negatif seperti, berbahaya, menular, darurat, mematikan, menakutkan, khawatir, wabah, pandemi, dan penyakit. Meski mayoritas responden mengasosiasikan COVID-19 dengan aspek negatif, namun hal-hal ini bisa mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak positif dalam mencegah penularannya.

Rizky Ika Syafitri, UNICEF Communications Development Specialist, dalam acara dialog yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (04/11) menerangkan. “Ketakutan apabila dimanfaatkan dengan benar, kemudian bisa mengarahkan ke arah perilaku yang lebih baik. Karena kalau tidak diolah dengan baik ketakutan ini hanya akan jadi ketakutan saja, tidak menjadi aset untuk mengolah perubahan perilaku.” ujarnya.

Data responden di lapangan menunjukkan, hanya 31,5% yang melakukan seluruh perilaku 3M secara disiplin, 36% melakukan 3 dari perilaku, 23,2% hanya melakukan 1 perilaku. Sementara 9,3% tidak melakukan protokol 3M sama sekali.

“Apabila kita analisa secara individual, menjaga perilaku jaga jarak (47%) lebih rendah daripada memakai masker (71%) dan mencuci tangan (72%). Khusus untuk jaga jarak, didapatkan ternyata ada aspek norma sosial yang berperan di sini misalnya, merasa tidak enak menjauh dari orang lain, orang lain yang mendekat ke saya, atau berpikir bahwa semua orang juga tidak menjaga jarak,” terang Risang Rimbatmaja, Konsultan UNICEF.

Konsep kesalahan persepsi bahwa orang yang kelihatan sehat, dianggap tidak bisa menularkan penyakit juga menjadi faktor rendahnya penerapan perilaku menjaga jarak di kalangan masyarakat. Perlu bagi masyarakat luas mengetahui konsep Orang Tanpa Gejala (OTG), karena masyarakat menjadi merasa tidak perlu menjaga jarak. Apabila masyarakat mengetahui lebih jauh lagi soal cara penularan COVID-19, diyakini bahwa masyarakat akan melakukan pencegahan lebih disiplin lagi.

“Tentunya semakin baik pengetahuannya semakin berhubungan dengan perilaku pencegahan penularan COVID-19 yang lebih baik dan disiplin.” Ujar Rizky Ika Syafitri.

Kebanyakan responden berpikir bahwa penularan COVID-19 melalui orang yang batuk dan bersin (71%). Hanya 23-25% responden yang menyebutkan penularan COVID-19 melalui berbicara dan bernafas. Ini menjelaskan, mengapa jaga jarak dianggap tidak terlalu perlu saat berbicara dengan orang lain selama lawan bicara tidak batuk atau bersin.

Untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya perubahan perilaku ini, penting juga untuk mengetahui media penyalurannya yang tepat. Sumber informasi yang paling dipercayai masyarakat mengenai COVID-19 ini adalah media massa televisi, kemudian diikuti oleh koran, radio, media sosial, WhatsApp Group, pemberitaan media online, dan situs internet.

Pentingnya edukasi lebih lanjut membantu membentuk kerangka pikir pada masyarakat agar mengubah perilaku pencegahan COVID-19 lebih disiplin lagi. “Pastikan untuk penanganan COVID-19 masyarakat mengakses sumber-sumber yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk informasi COVID-19 sudah ada website, www.covid19.go.id, yang didalamnya terdapat fitur hoax buster untuk memastikan informasi tersebut benar atau hoaks.” Tutup Rizky Ika Syafitri.

(Redaksi KBR mengajak untuk bersama melawan virus Covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun).

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending