Bagikan:

Main Medsos Aman? Ini Peran Orang Tua dalam Keamanan Digital Bagi Remaja

"Kami memberikan batasan yang lebih ketat untuk pengguna usia 14-15 tahun,”

RAGAM

Senin, 24 Mar 2025 14:06 WIB

Main Medsos Aman? Ini Peran Orang Tua dalam Keamanan Digital Bagi Remaja

Tangkapan layer workshop AMSI dan Sejiwa bertajuk Keamanan Digital Bagi Remaja (31/01)

Di era digital, remaja cenderung mengekspresikan identitas diri dan perasaannya melalui media sosial. Tapi ada banyak ancaman digital yang dapat membahayakan dan tidak disadari oleh para remaja ini.Ancaman itu bisa berupa malware, phishing, peretasan, doxing, pemalsuan, pelecehan, sampai kekerasan berbasis gender online (KBGO).

Berdasarkan data dari SAFENet, jumlah kekerasan berbasis gender online melonjak signifikan pada 2024. Pada triwulan I 2024, tercatat 480 kasus, meningkat hampir empat kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 118 kasus. Korban terbanyak adalah anak-anak dan remaja berusia 18-25 tahun dengan 272 kasus atau sekitar 57%, diikuti oleh anak-anak di bawah 18 tahun dengan 123 kasus atau 26%

Melalui workshop bersama AMSI dan Sejiwa yang bertajuk "Keamanan Digital bagi Remaja". pada  Jumat, 31 Januari 2025, TikTok berkomitmen untuk menyediakan wadah yang aman bagi para remaja untuk berkreasi dengan kreatif dan nyaman dengan cara membuat kebijakan batas usia, menyediakan ragam fitur keamanan untuk remaja dan orang tua, dan kampanye proaktif #SalingJaga

Contohnya untuk kebijakan batas usia, TikTok tidak mengizinkan anak-anak di bawah 14 tahun untuk membuat akun. Platform ini akan mendeteksi usia pengguna saat pertama kali mendaftar. Selain itu, untuk pengguna yang berusia 14-15 tahun secara otomatis diatur sebagai akun privat.

“Kami memahami bahwa remaja yang lebih muda membutuhkan lebih banyak kontrol dari orang tua. Oleh karena itu, kami memberikan batasan yang lebih ketat untuk pengguna usia 14-15 tahun,” ucap Anggini Setiawan selaku Head of Communication TikTok Indonesia.

Selain itu, Founder Sejiwa, Diena Haryana mengatakan bahwa orang tua berperan penting untuk memberikan literasi digital kepada anak dan remaja. Ia mengkategorikan orang tua dalam tiga tipe yaitu: yang memiliki paham teknologi dan dunia digital tetapi belum tentu memahami keamanan digital untuk anaknya,yang memiliki digital skills yang bagus tetapi tidak dengan digital parenting dengan alasan tidak mau diganggu oleh anak dengan sebab yang bermacam-macam, lalu orang tua yang tidak memiliki digital skills, entah karena tidak mempunyai gawai yang memadai dan lain sebagainya, menyebabkan anak bebas merdeka di dunia digital.

"Orang tua kami harapkan agar dapat memberikan pemahaman tentang screen time agar anak-anak dapat menggunakan media sosial dengan bijak." tegasnya.

    Baca juga: GeneBlocks: Permainan Edukasi yang Mengubah Cara Belajar Genetika

    Kirim pesan ke kami

    Whatsapp
    Komentar

    KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

    Kabar Baru Jam 7

    Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

    Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

    Menguji Gagasan Pangan Cawapres

    Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

    Most Popular / Trending