KBR, Jakarta – Dalam upaya mendorong transformasi ekonomi berkelanjutan, ASEAN, Jepang, dan UNDP menyelenggarakan ASEAN Blue Innovation Expo dan Business Matching yang diresmikan pada tanggal 19 Februari 2025 di Jakarta. Acara ini menghadirkan lebih dari 600 peserta dari berbagai sektor, menyatukan inovator, investor, pemimpin industri, dan pembuat kebijakan untuk menggali potensi ekonomi biru—sektor yang memainkan peran krusial mengingat lebih dari 66% wilayah ASEAN merupakan lautan.
Acara ini merupakan bagian dari proyek ASEAN Blue Economy Innovation yang didanai oleh Pemerintah Jepang dan dilaksanakan oleh UNDP. Melalui kerja sama dengan Komite Koordinasi ASEAN untuk UMKM, inisiatif ini bertujuan menciptakan ekosistem yang mendukung investasi berkelanjutan di sektor kelautan dan pesisir. “Menyadari potensi ekonomi biru dan pengaruhnya terhadap lanskap ekonomi ASEAN, inisiatif ini dilaksanakan di waktu yang tepat,” ujar Satvinder Singh, Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN, yang menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya laut secara bertanggung jawab untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Salah satu sorotan utama expo adalah kompetisi ASEAN Blue Innovation Challenge (ABIC). Dari lebih dari 1.300 peserta, 60 inovator terpilih mewakili sepuluh negara ASEAN dan Timor-Leste untuk menghadirkan solusi inovatif. Di antaranya adalah teknologi AI yang dapat mendeteksi penyakit pada ikan, sistem budidaya rumput laut yang meningkatkan ketahanan pangan serta pendapatan, dan inovasi yang mengubah sampah plastik laut menjadi bahan bakar. Selain sesi pitch-fest, expo juga menyediakan platform business matching yang menghubungkan inovator dengan investor dan mitra bisnis untuk membuka peluang pendanaan dan kerja sama strategis.
Sejalan dengan momentum 50 tahun persahabatan dan kerja sama ASEAN-Jepang, Duta Besar Jepang untuk ASEAN, Kiya Masahiko, menegaskan komitmen Jepang untuk mendukung “open innovation beyond borders” dan mendorong kemitraan lintas sektor. “Acara ini bukan hanya platform untuk memamerkan solusi inovatif, tetapi juga kesempatan untuk menjalin kemitraan baru yang dapat meningkatkan dampak inovasi bersama,” ungkapnya.
Di sisi lain, UNDP Indonesia turut memberikan apresiasi tinggi atas peran serta semua pihak yang terlibat. Norimasa Shimomura, Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, menyoroti bahwa dukungan finansial dan teknis yang diberikan selama enam bulan terakhir telah membantu para inovator mencapai terobosan signifikan. Ia menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan dan inklusif bagi masyarakat di ASEAN dan sekitarnya.
Diluncurkan pada Mei 2024 di Sekretariat ASEAN, proyek ASEAN Blue Economy Innovation bertujuan untuk menciptakan peluang baru bagi ekonomi lokal dan meningkatkan ketahanan terhadap tantangan lingkungan. Dengan ekosistem inovasi yang terus tumbuh, inisiatif ini diharapkan dapat memberi manfaat luas, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada sumber daya laut dan pesisir.
Baca juga: Pemerintah Umumkan Paket Kebijakan Ekonomi: Mulai Diskon Belanja Hingga Bansos