KBR, Surakarta – Wali Kota Surakarta, Hadi Rudyatmo, murka atas terjadinya insiden kerusuhan suporter saat laga antara Persis Solo menjamu Martapura FC di Stadion Manahan Solo di Manahan Solo, Rabu lalu (22/10), dalam babak delapan besar Divisi Utama Liga Indonesia.
Menurut Hadi, kejadian itu sangat memalukan bagi persepakbolaan di Solo. Ia mengaku tidak bisa berbuat banyak setelah keputusan PSSI yang melarang segala bentuk laga sepakbola di Solo.
“Ini sebuah peringatan bagi Solo, khususnya para suporter. Kalau selama suporter bertindak anarkis seperti itu, sepak bola tidak akan maju. Karena kalau kita mau menggelar event olahraga di Solo, semua akan takut, izin kegiatan juga tidak akan dikeluarkan. Ini akan menghambat Solo sebagai tuan rumah Piala Suratin,” ujar Hadi di Solo, Jumat (24/10).
Ia mengaku sebelum laga itu ia berupaya membela Persis Solo dan suporternya, Pasopati seolah tidak ada arti lagi.
“Kalau sudah begini, saya yang susah kalau mau melakukan apapun. Sekarang kendaraan polisi saja dibakar, dirusak. Stadion Manahan dilempari, dirusak. Harus mau bagaimana lagi,” tambah Hadi.
Sementara itu, Kapolda Jawa Tengah menegaskan pertandingan sepak bola itu belum mempunyai izin dari kepolisian setempat.
"Saya baru tahu itu izinnya tidak ada, makanya sudah saya ingatkan setidaknya tiga hal saya ingatkan. Pertama ingatkan PSSI untuk memberikan sanksi, sehingga kalau misalnya di-running text sudah ada nanti kompetisi tidak dilaksanakan dari Solo, Saya minta aturan ditekankan," ujarnya usai melaksanakan Apel Konsolidasi Kegiatan Operasional Mantap Brata Candi 2014 di Lapangan Mapolda Jateng, Jumat (24/10).
Nur Ali menambahkan, seorang korban tewas dalam kerusuhan itu bukan akibat tembakan polisi.
“Itu hasil otopsi kita itu karena akibat benda tajam kemudian terus terinjak-injak. Ini tugas polisi untuk mengusut masalah ini. Ketika saya arahkan Kapolrestabes Surakarta meminta pertanggung jawaban panitia pelaksana penyelenggaraan pertandingan tersebut, tanggung jawabnya sejauh mana. ketiga, Kapolrestabes Surakarta harus segera bertindak sesuai prosedur untuk pemeriksaan kasus ini," tambahnya.
Kerusuhan mengakibatkan seorang anggota Pasoepati dari Simo, Boyolali, Joko Rianto meninggal dunia akibat lubang di dada kanannya. Selain menimbulkan korban tewas, satu sepeda motor polisi dibakar massa. Kaca bus yang mengangkut pemain Martapura FC serta beberapa mobil di sekitar Manahan pecah, pos polisi di perempatan Gendengan juga dirusak. Massa Persis Solo juga melukai belasan polisi akibat lemparan batu.
Laga ini terpaksa dihentikan tiga menit menjelang berakhirnya babak kedua dengan skor imbang 1-1- menyusul kerusuhan para suporter pendukung Persis Solo yang tergabung dalam Pasoepati. Insiden ini membuat PSSI kemudian mengeluarkan keputusan menghentikan sementara segala laga sepak bola di Kota Surakarta.
Editor: Anto Sidharta
Rusuh Suporter, Wali Kota Solo: Mau Bagaimana Lagi Saya
Wali Kota Surakarta, Hadi Rudyatmo, murka atas terjadinya insiden kerusuhan suporter saat laga antara Persis Solo menjamu Martapura FC di Stadion Manahan Solo di Manahan Solo, Rabu lalu (22/10), dalam babak delapan besar Divisi Utama Liga Indonesia.

OLAHRAGA
Jumat, 24 Okt 2014 14:03 WIB


Rusuh Suporter, Wali Kota Solo
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai