Dana Pembinaan Olahraga untuk KONI NTT Belum Cair

KBR68H, Kupang - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Nusa Tenggara Timur mendesak pemerintah NTT segera menggelontorkan cairkan dana pembinaan olahraga. Ketua KONI NTT Esthon  Funay mengatakan, selama ini pengurus cabang olahraga yang mengatasi sendiri masalah dana pembinaan, termasuk mengikuti berbagai kejuaraan. Esthon Funay khawatir, NTT tidak bisa mengikuti berbagai kejuaraan cabang olahraga, jika dana pembinaan itu tidak segera dicairkan. 

"Koni berharap agar dana ini bisa segera dicairkan oleh Pemda, oleh karena sisa tahun anggaran efektif hanya satu bulan setengah. Selanjutnya kejuaraan-kejuaraan daerah dan kejuaraan nasional begitu padat agendanya untuk pelaksanaan. Menyesal kalau kita dari Nusa Tenggara Timur tidak bisa mengikuti semuanya. Utamanya cabang-cabang olah raga super prioritas. Sementara ini ditangani secara mandiri oleh Pengurus provinsi cabang olahraga."kata Esthon di Kupang, Kamis (31/10).

Ketua KONI NTT Esthon Funay menambahkan, NTT memiliki beberapa cabang olahraga yang mampu menyumbang medali. Seperti tinju, atletik, kempo, taekwondo, sepak takro dan Pencaksilat. Esthon Funay mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Biro Keuangan Kantor Gubernur NTT, untuk pencairan dana tersebut.

Esthon Funahy mengatakan, seluruh pengurus provinsi cabang olahraga hanya memperoleh dukungan dana dari pemerintah provinsi. Kalau tidak ada dana pasti mengganggu dan menghambat seluruh proses.

"Tapi kami mengantisipasi, kepada pengurus provinsi cabang olahraga untuk berkoordinasi dengan pengurus kabupaten kota cabang olahraga, dan KONI kabupaten agar agenda yang sudah dijadwalkan baik secara regional, nasional dan internasional dilaksanakan dulu, nanti uang keluar diperhitungkan kembali," katanya.

Sementara Kapala Biro Keuangan Kantor Gubernur NTT, Osbaldus Toda mengatakan, KONI NTT belum melaporkan penggunaan dana pembinaan tahun sebelumnya. DIa mengatakan, dana pembinaan KONI 2013 akan segera cair jika KONI NTT telah melaporkan penggunaan dana tahun 2012.

Editor: Doddy Rosadi