Bagikan:

Laga Jepang-Korsel Picu Ketegangan Politik

Laga antara Korea Selatan dan Jepang diwarnai oleh spanduk-spanduk berbau politik dan pengibaran bendera militer. Kasus ini membuat kedua negara terlibat dalam ketegangan politik.

OLAHRAGA

Rabu, 31 Jul 2013 12:05 WIB

Author

Antonius Eko

Laga Jepang-Korsel Picu Ketegangan Politik

jepang, korea selatan, piala asia

Laga antara Korea Selatan dan Jepang diwarnai oleh spanduk-spanduk berbau politik dan pengibaran bendera militer. Kasus ini membuat kedua negara terlibat dalam ketegangan politik.

Asosiasi Sepak Bola Korea (KFA) menyatakan pendukung Jepang mengibarkan bendera ‘matahari terbit’ yang merupakan bendera militer negara samurai itu saat pertandingan Piala Asia Timur di Seoul, Minggu (28/7).

Pendukung tuan rumah membalasnya dengan spanduk bertuliskan, “Tak ada masa depan bagi bangsa yang melupakan sejarah.” Sindiran ini berkaitan dengan pendudukan Jepang di Korsel pada 1910-45.

Banyak warga Korsel menilai Jepang gagal menuntaskan kasus pembantaian saat masa kolonial dulu. Hal ini kerap menjadi duri dalam hubungan politik kedua negara bertetangga itu.

Spanduk itu sudah diturunkan saat babak kedua, namun Asosiasi Sepak Bola Jepang tetap melaporkan kasus ini dan menuntut penjelasan dari KFA.

Dua spanduk lain yang dibentangkan memuat gambar aktivis kemerdekaan Korea yang dibunuh pejabat Jepang pada 1909. Sementara spanduk yang lain berisi gambar admiral yang memimpin invasi Jepang pada abad ke 16.

Sekretaris kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan spanduk itu sangat memalukan dan melanggar aturan FIFA soal politik dalam sepak bola. Hal itu dibantah oleh KFA yang menyebut pembentangan spanduk itu diprovokasi oleh bendera militer Jepang.

“Bendera itu menimbulkan kenangan buruk bagi warga Korea. Tapi tetap saja pendukung Jepang mengibarkannya menjelang pertandingan dimulai. Merekalah yang memprovokasi insiden ini,” kata KFA.

Kasus serupa juga terjadi saat kedua tim bertemu di Olimpiade London, tahun lalu. Pemain Korsel Park Jong-Woo dihukum dua pertandingan oleh FIFA dan denda setelah dia membuat tanda yang berhubungan dengan perselihan perbatasan kedua negara. (ndtv)

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending