KBR68H – Meski masih berpeluang merebut Piala FA musim ini, masa depan Roberto Mancini sebagai manajer Manchester City masih belum jelas. Ini menyusul pertemuan yang dilakukan Direktur Olahraga Manchester City Txiki Begisritain dengan pelatih Malaga, Manuel Pelegrini.
Mancini mengaku, dia tidak punya masalah dengan pemilik klub Khaldoon Al Mubarak. Dia juga menolak mengomentari pertemuan antara Txiki dengan Pellegrini.
“Anda bisa tanyakan hal itu kepada Txiki. Saya mempunyai hubungan yang baik dengan Khaldon. Dalam dua musim, kami berhasil merebut tiga trofi dan masih berpeluang menambah satu lagi di ajang Piala FA. City masih menempati posisi dua. Setelah musim selesai, baru pihak manajemen bisa mengambil keputusan tentang masa depan saya. Saya frustrasi karena ingin kembali meraih trofi liga Premir kedua. Kami punya peluang, namun kadang anda membuat kesalahan,”kata Mancini.
Mancini juga mengkritik media yang menulis tentang kandidat manajer Manchester City di musim depan.
“Dalam enam bulan terakhir, mereka menullis semuanya mulai dari Pep Guardiola, Jose Mourinho dan kini Pellegrini lalu Ancelotti hingga Brendan Rodgers. Saya bekerja dengan orang yang serius, seperti Khaldoon dan Sheikh Mansoor. Namun, apabila ada seorang manajer yang bisa meraih tiga trofi dalam dua tahun, anda sama sekali tidak mengatakan apa-apa,”tegas Mancini.
City gagal mempertahankan trofi liga Premir karena kalah bersaing dengan klub sekota Manchester United. Namun, The Citizen punya peluang besar untuk menjadi juara di ajang Piala FA. Di partai final, City akan berhadapan dengan tim lemah Wigan Athletic. (Dailymail)
Masa Depan Mancini Belum Jelas
KBR68H

OLAHRAGA
Sabtu, 04 Mei 2013 10:22 WIB


roberto mancini, manchester city, txiki begiristain
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai