KBR68H – Sejarah kembali berulang. Setelah sukses membawa klub asuhannya meraih trofi juara liga domestik, Roberto Mancini harus kehilangan jabatannya. Pada 2008, Mancini dipecat sebagai pelatih Inter Milan setelah membawa klub itu meraih gelar juara liga Italia yang pertama sejak 1989. Bukan itu saja, Mancini juga menorehkan rekor ketika membawa Inter tiga kali beruntun meraih gelar juara Seri A.
Namun, masa bulan madu itu tidak berlangsung lama. Pada 2008, manajemen klub memecat Mancini karena kegagalan Inter Milan di ajang liga Champions. Setelah menganggur selama enam tahun, Mancini kemudian memutuskan untuk menjadi manajer Manchester City. Dia menggantikan posisi Mark Hughes yang dipecat pada Desember 2009.
Di musim pertamanya itu, Mancini membawa City lolos ke semifinal Piala Liga dan menempati posisi lima di liga Premir. Itu merupakan posisi tertinggi yang bisa diraih City di liga domestik sejak berganti nama menjadi liga Premir. City nyaris bisa menempati posisi empat dan tampil di liga Champions apabila tidak kalah dari Tottenham Hotspur di pertandingan terakhir.
Sukses baru bisa diraih Mancini di musim keduanya. Dia membawa City meraih trofi pertama dalam 35 tahun terakhir di ajang Piala FA. Bukan itu saja, Mancini juga membawa anak asuhnya tampil di liga Champions 2011/12 setelah berhasil menempati posisi keempat.
Puncak prestasi Mancini terjadi pada musim 2011/12. Dia merekrut sejumlah pemain bintang seperti Sergio Aguero dan Samir Nasri. Gelontoran dana yang tidak terbatas membuat skuad Manchester City menjadi salah satu yang terbaik dan terkuat di liga Inggris. Mancini membuktikan kehebatannya sebagai seorang pelatih saat membawa Man City juara liga Inggris.
Sukses City menjadi juara berlangsung secara dramatis dan ditentukan hingga detik-detik akhir. Man City dan Man United mempunyai nilai yang sama hingga pertandingan ke-37. Bedanya, produktivitas gol City lebih baik dari rival sekotanya itu. Di pertandingan pamungkas, City akan menghadapi QPR di stadion Ettihad dan United bertandang ke kandang Sunderland.
City harus menang agar bisa menjadi juara. Sementara Man United hanya bisa berharap City tergelincir dan mengalahkan Sunderland untuk bisa mempertahankan gelar juara. Ketika pertandingan Man United melawan Sunderland sudah berakhir dengan kemenangan 1-0 untuk juara bertahan, City masih tertinggal 1-2 dari QPR.
Pemain Man United sempat merayakan sukses mereka sebagai juara ketika tahu rival sekotanya itu masih tertinggal 1-2. Namun, semuanya berubah hanya dalam waktu 2 menit. Edin Dzeko berhasil membobol gawang QPR di masa injury time. Tidak lama berselang, Aguero memastikan kemenangan City dan memberikan gelar juara liga Inggris pertama dalam 44 tahun terakhir.
Mancini telah menorehkan sejarah baru bagi Manchester City. Karena itu, pihak manajemem klub kemudian memberikan target baru yaitu meraih prestasi di liga Champions musim 2012/13. Untuk mencapai target itu, Mancini meminta manajemen klub untuk mendatangkan penyerang Arsenal Robin Van Persie. Namun, Van Persie lebih memilih Manchester United ketimbang City.
Akhirnya, Mancini hanya mendapatkan pemain kelas dua yaitu Scott Sinclair, Javi Garcia dan Jack Rodwell. Mancini tidak bisa menyembunyikanm kekecewaannya karena gagal membujuk Van Persie. Dengan skuad yang hampir sama dibandingkan musim sebelumnya, City tetap tim yang sulit untuk dikalahkan di liga domestik.
Namun, Man United berhasil mempermalukan Mancini di stadion Ettihad ketika tendangan bebas Van Persie di detik terakhir memperdaya Joe Hart. Man United menang 3-2 dan kekalahan itu menjadi pukulan telak bagi Mancini. Setelah itu, City menjadi rapuh dan kerap kehilangan angka melawan klub dari papan tengah dan juga papan bawah.
Inkonsistensi di liga domestik terbawa ke liga Champions. Untuk kali kedua secara beruntun, Man City tersingkir di babak penyisihan grup. Yang lebih memalukan, City menempati posisi juru kunci di bawah Borrusia Dortmund, Real Madrid dan Ajax Amsterdam. Mancini sepertinya tidak pernah beruntung apabila tampil di liga Champions, seperti ketika masih menjadi pelatih Inter Milan.
Harapan untuk mempertahankan gelar juara menipis ketika Man United semakin jauh dalam perolehan angka di klasemen pada Februari lalu. Satu-satunya peluang adalah di ajang Piala FA. City mengalahkan Chelsea di semifinal dan lolos ke partai pamungkas. Lawan yang dihadapi juga klub medioker, Wigan Athletic yang masih berjuang dari ancaman degradasi.
Hampir semua media di Inggris menjagokan Man City tampil sebagai juara. Sukses merengkuh trofi Piala FA diyakini akan menyelamatkan Mancini dari pemecatan. Namun, Piala FA kembali memperlihatkan kemagisannya. Wigan yang tampil sebagai tim underdog mampu mengalahkan klub kaya raya Manchester City 1-0. Tanpa gelar juara satu pun, nasib Mancini sepertinya tinggal menunggu waktu.
Apalagi, kritiknya kepada manajemen yang tidak berupaya menghentikan spekulasio tentang pemecata dirinya di media membuat sejumlah petinggi klub tersinggung. Hanya 48 jam setelah kekalahan di Piala FA, manajemen Manchester City memutus kontrak Mancio. Prestasi memberikan Piala FA dan trofi liga Inggris seakan tidak berbekas sama sekali. Satu tahun setelah menumbangkan dominasi Man United di liga Premir, Mancini harus kehilangan jabatannya sebagai manajer.
“Saya sudah mengalami banyak hal di sepakbola. Saya dipecat Inter setelah memberikan banyak gelar juara. Saya tidak tahu apakah City juga akan melakukan hal yang sama setelah saya memberikan trofi pertama dalam 35 tahun dan juara liga Inggris musim lalu. Saya menilai kinerja saya di klub ini baik dan sukses,”kata Mancini sebelum pertandingan final Piala FA.
Nasib berkata lain. Vonis sudah dijatuhkan. Mancini didepak karena gagal mempersembahkan satu gelat juara pun bagi City. Habis manis, sepah dibuang. Mungkin itulah kalimat yang layak disematkan kepada Mancio.