Air Mata Beckham di Stade de France

KBR68H – Perjalanan David Beckham sebagai pesepakbola profesional selama 21 tahun berakhir di Stade de France, semalam. Beckham dipercaya sebagai pemain inti saat Paris Saint-Germain menghadapi Brest. Di usia 38 tahu, Beckham masih memperlihatkan kelihaiannya dalam memberikan umpan.

Beckham yang dipercaya sebagai kapten berperan atas gol pertama PSG yang dicetak Ibrahimovic. Setelah itu, tendangan penjuru Beckham dimanfaatkan oleh Blaise Matuidi untuk memperbesar keunggulan menjadi 2-0. Ibra kembali menjebol gawang lawan sebelum babak pertama usai.

Ketika babak kedua tinggal sembilan menit lagi, Beckham ditarik keluar lapangan. Hakim garis mengangkat papan dengan nomor 32 yang menyatakan Beckham akan diganti. Sebagian besar pendukung PSG yang hadir di Stade de France memberikan tepuk tangan bergemuruh untuk pemain yang baru bergabung pada awal tahun ini.

Sambil berlinang air mata, Beckham sempat menyalami 10 pemain PSG di lapangan sebelum berjalan ke pinggir lapangan. Setelah sampai di pinggir lapangan, Beckham langsung memeluk pelatih Carlo Ancelotti. Meski PSG masih menyisakan satu pertandingan lagi melawan Lorient, pekan depan, Beckham hampir pasti tidak akan dimainkan.

Partai melawan Brest yang berakhir dengan skor 3-1 untuk PSG menjadi partai pamungkas Beckham di lapangan hijau. Dia mencatatkan diri sebagai pesepakbola Inggris pertama yang bisa meraih trofi juara di empat negara yaitu Inggris bersama Man United, lalu Spanyol bersama Real Madrid, Amerika Serikat bersama LA Galaxy dan Prancis bersama PSG.

Beckham memang bukan pesepakbola terbaik di dunia seperti Zidane, Ronaldo atau Messi. Tapi, sosok Beckham di lapangan hijau mampu membius pecintanya dan juga pemain lawan. Pemain yang membela Man United sejak 1992 mempunyai keahlian mencetak gol dari tendangan bebas.

Puncak karirnya terjadi pada 1999 ketika membantu Man United meraih tiga gelar juara yaitu liga Premir, Piala FA dan Liga Champions. Sukses itu terjadi hanya satu tahun setelah Beckham dihujat hampir oleh seluruh pecinta sepakbola di Inggris. Pada perempat final Piala Dunia 1998, Beckham diganjar kartu merah dan Inggris akhirnya tersingkir setelah kalah adu penalti dari Argentina.

Praktis, hanya manajer Man United Sir Alex Ferguson yang membela Beckham usai Piala Dunia di Prancis itu. Seperti layaknya seorang bapak kepada anak, Fergie melindungi Beckham dari incaran media. Pemain dengan nomor punggung 7 itu membayar kepercyaan Fergie itu dengan treble winners.

Namun, konfliknya dengan Fergie juga lah yang memaksa Beckham pindah ke Real Madrid pada pertengahan 2003. Kepergian Beckham itu ditangisi sebagian besar fans Man United. Selain handal dalam mengeksekusi bola-bola mati, Beckham juga digandrungi kaum hawa karena ketampanannya.

Ketenaran Beckham membuat dirinya menjadi salah satu merk dagang global. Mulai dari kaki hingga rambut, perusahaan-perusahaan terkemuka berlomba untuk menjadikannya sebagai model iklan. Becks menutup perjalanannya di Madrid pada 2007 dengan mempersembahkan trofi liga Spanyol.

Setelah itu, dia hengkang ke Amerika bersama LA Galaxy. Nama besar Beckham membuat para pecinta sepakbola di Amerika berduyun-duyun untuk menyaksikan aksinya di lapangan hijau. Dua Piala MLS dan Beckham memutuskan hengkang pada Desember 2012. Dia memulai pengembaraan di Prancis pada Januari 2013 bersama PSG.

Hebatnya lagi, Beckham mendonorkan seluruh gajinya di PSG ke badan amal. Sebuah tindakan yang layak diacungi jempol. Sempat diragukan olerh pelatihnya sendiri, Beckham memperlihatkan dia masih menyimpan sisa-sisa kehebatannya di masa lalu. PSG berhasil dibawa lolos hingga perempat final liga Champions dan meraih trofi liga domestik pertama sejak 1994.

Kini, tidak akan ada lagi aksi Beckham membelokkan bola di lapangan hijau yang menjadi inspirasi dari film Bend It Like Beckham. Bekas kapten timnas Inggris itu memenuhi janjinya, pensiun dalam posisi sebagai seorang juara. (The Sun/Soccerway)