Derby Manchester, Harapan Terakhir City

KBR68H – Manchester United belum bisa memastikan diri sebagai juara liga Inggris meski menang atas klub sekotanya Manchester City dalam lanjutan liga Inggris, dinihari nanti di stadion Old Trafford. Kemenangan atas City hanya akan memdekatkan anak asuh Sir Alex Ferguson itu meraih gelar juara liga Inggris ke-20.

Namun, City bukan lawan yang mudah untuk dikalahkan. Musim lalu, City adalah klub yang menorehkan luka paling dalam kepada seluruh pendukung Manchester United. Mereka menang telak 6-1 di stadion Old Trafford, di hadapan puluhan pendukung The Red Devils di stadion Old Trafford. Itulah kekalahan terburuk Manchester United di kandang sendiri sejak 1955.

Kini, City kembali ke Old Trafford dengan status sebagai juara bertahan. Namun, City musim ini jauh berbeda dengan City musim lalu, yang begitu mudah mencetak gol demi gol. Gelar juara yang mereka rebut musim lalu juga karena produktivitas mereka dalam mencetak gol yan sangat fantastis.

Dinihari nanti, City akan berupaya untuk menunda pesta Man United menjadi juara liga Inggris. Apabila anak asuh Roberto Mancini bisa mengulangi kejadian musim lalu yaitu mengalahkan Manchester United, harapan untuk mempertahankan gelar juara masih tetap terbuka meski sangat tipis. Keunggulan 15 angka dengan sisa 8 pertandingan membuat Mancini tidak bisa berharap keajaiban akan kembali menghampiri The Citizen.

Akan tetapi, sepakbola tidak pernah mengenal istilah tidak mungkin. Musim lalu bisa dijadikan contoh. City tertinggal delapan angka dari Man United dengan sisa enam pertandingan. Di luar dugaan, Man United terpeleset dan berhasil dikejar City. Gol Sergio Aguerro di menit ke-95 ke gawang QPR sekaligus memupus mimpi para pemain Man United untuk meraih gelar juara.
 
Derby Manchester ke-165 dinihari tadi menjadi satu-satunya harapan City untuk menghambat laju Man United yang tidak terkalahkan dalam 25 pertandingan secara beruntun di liga Inggris sejak November lalu. Kalah dari Man United tidak hanya akan membuat City gagal mempertahankan trofi juara, tetapi juga mengancam masa depan Mancini sebagai manajer. (Goal/Dailymail)