FIFA mengancam akan mencoret Curitiba sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia kecuali kota itu serius mempersiapkan diri. Sekjen FIFA Jerome Valcke mengatakan pekerjaan di stadion Arena da Baixada sudah terlambat dari jadwal.
Kata Valcke, keputusan soal nasib Curitiba, yang ada di Brasil selatan, akan diumumkan pada 18 Februari.
Kurang dari lima bulan sebelum Piala Dunia dimulai, enam dari 12 stadion masih belum selesai diperbaiki. Empat pertandingan rencananya akan digelar di kota Curitiba yang berkapasitas 42 ribu penonton, yaitu Spanyol-Australia, Honduras-Ekuador, Iran-Nigeria dan Aljazair-Rusia.
“Jujur saja, kami tak puas dengan kondisi stadion saat ini. Pembangunannya tak hanya tertunda, tapi sangat tak sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan,” kata Valcke seusai mengunjungi stadion Arena da Baixada.
Stadion Arena da Baixada, yang baru selesai 90 persen, dimiliki oleh swasta. Stadion tersebut dibuka pada 1999 dan kini tengah direnovasi untuk Piala Dunia. Namun ongkos renovasinya sebagian diambil dari uang masyarakat. Stadion itu menjadi kandang bagi klub Atletico Paranaense.
FIFA dan pemerintah negara bagian Parana berjanji menambah dana sekitar Rp 170 miliar untuk mempercepat perbaikan stadion.
Piala Dunia akan dimulai pada 12 Juni. Pertandingan pembuka akan dilaksanakan di Arena Corinthians di Sao Paulo, tapi pekerjaan di stadion ini juga terlambat. Sementara laga final dilangsungkan di stadion Maracana di Rio de Janeiro, yang sudah siap sejak setahun lalu. (bbc)