KBR, Jakarta- Umat Kristiani di Solo merayakan Natal dengan cara unik, menggabungkan semangat relijius dan budaya lokal. Salah satu contohnya adalah perayaan Natal di Gereja Penabur Indonesia Barat yang menghadirkan kegiatan bernuansa tradisi Jawa. Pengurus gereja, Neftali, menjelaskan pada perayaan tahun lalu, gereja mengadakan pentas wayang dan tarian tradisional.
"Setiap momen Natal kami gelar dengan beragam acara. Berbeda tiap tahun. Pernah kami undang pentas wayang, juga 5 penari tradisional dari ISI Solo. Kami juga menyisipkan pesan rohani Natal dalam pementasan itu. Kami sudah titip materi pentas pada seniman itu. Kami kan juga berada di Solo, kota budaya Jawa. Harmonisasi," ujar Neftali pada Senin malam (24/12/2025).
Pengurus gereja, Neftali menambahkan, langkah ini merupakan bentuk akulturasi budaya dan agama yang mencerminkan kekayaan budaya lokal sekaligus memperkuat makna Natal.
Baca juga:
- Perayaan Natal Dipersulit? Gibran: Lapor ke Saya!
- Natal dan Tahun Baru Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2024
Ia juga mengatakan, jemaat Gereja Penabur didominasi oleh remaja dan lansia, dengan jumlah sekitar 200 orang yang rutin mengikuti ibadah akhir pekan. Pada perayaan Natal, jumlah jemaat biasanya meningkat.
Gereja Penabur Solo juga memiliki nilai sejarah yang tinggi. Didirikan pada tahun 1832, gereja ini merupakan salah satu dari lima gereja di Solo yang berstatus sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB). Dengan arsitektur peninggalan kolonial, gereja ini menjadi saksi perjalanan waktu sekaligus pusat perayaan iman yang harmonis dengan budaya Jawa.