KBR, Lhokseumawe – Angka kecelakaan lalu lintas di wilayah utara dan tengah Provinsi Aceh mengalami peningkatan sepanjang Januari hingga pertengahan Desember 2024, dengan total 1.167 kasus. Dari jumlah tersebut, 174 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Kepala Kantor Perwakilan Jasa Raharja Lhokseumawe, Azi Suzi Wijaya, mengungkapkan sebagian besar kasus kecelakaan terjadi di kawasan Jalan Nasional Banda Aceh-Medan. Penyebab utamanya adalah tingginya aktivitas kendaraan di jalur tersebut.
“Rata-rata korban masih berusia produktif, berkisar 20-45 tahun,” ujar Azi Suzi Wijaya kepada KBR, Jumat (20/12).
Azi menambahkan, wilayah Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireun, menjadi lokasi dengan angka kecelakaan tertinggi.
“Di sana, paling banyak aktivitasnya karena berada di Jalan Nasional,” katanya.
Angka kecelakaan lalu lintas ini menunjukkan peningkatan sebanyak 17 kasus dibandingkan tahun 2023, yang mencatatkan 1.150 kasus. Namun, jumlah korban meninggal dunia pada 2024 mengalami penurunan sebanyak 25 orang dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai total 199 orang.
“Untuk akhir tahun 2024 ini, kami telah membayarkan klaim kepada korban kecelakaan lalu lintas lebih dari Rp20 miliar. Di mana untuk korban meninggal dunia dengan ahli waris diberikan santunan sebesar Rp50 juta per orang. Sementara yang tidak memiliki ahli waris menerima santunan Rp4 juta per orang, dan korban luka-luka sebesar Rp20 juta per orang,” jelas Azi.
Guna menekan angka kecelakaan, pihak Jasa Raharja terus gencar melakukan berbagai upaya sosialisasi. “Kami bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dan guru-guru di sekolah untuk meningkatkan kesadaran tertib berlalu lintas. Termasuk pemasangan spanduk atau poster tentang keselamatan berkendara di jalan raya yang rawan kecelakaan,” terang Azi.
Wilayah kerja Jasa Raharja Lhokseumawe mencakup lima kabupaten/kota, yakni Lhokseumawe, Aceh Utara, Bireun, Aceh Tengah, dan Bener Meriah.
Baca juga: