KBR, Manado - Empat ABK KRI Layang-635 yang melakukan operasi di perairan Kabupaten Talaud, Sulut, masih belum ditemukan sejak 14 Desember lalu. Panglima Komando Armada Timur, Laksamana Madya TNI Darwanto mengatakan, pencarian sempat terhalang akibat cuaca buruk dan geografis yang dinilai sulit.
Kata dia, hilangnya empat ABK KRI Layang-635 saat hendak menangkap kapal nelayan Filipina yang masuk ke perairan Indonesia.
“Kita menangkap kapal nelayan FB Nurhana dari Filipina yang masuk wilayah Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia dan setelah diadakan pemeriksaan kapal nelayan milik Filipina tersebut dikawal dengan kru mereka dipindahkan ke kapal kita sebanyak 21 orang. Kemudian pada saat cuaca buruk terjadilah hilang kontak dan kemudian di kejar kembali di posisi itu tidak ditemukan akibat adanya cuaca buruk,” ujar Panglima Komando Armada Timur Laksamana Madya TNI Darwanto, Sabtu (24/12/2016).
Panglima Komando Armada Timur Laksamana Madya TNI Darwanto, menambahkan, kapal tersebut sampai sekarang masih belum diketahui apakah tenggelam atau tidak. Pihaknya pun akan terus melakukan pencarian.
“Kita masih melakukan pencarian dengan menurunkan 4 kapal perang dan 2 pesawat udara milik TNI AL, tetapi masih menjadi kendala dalam pencarian akibat adanya cuaca buruk di daerah perairan tersebut,” imbuhnya.
Darwanto menjelaskan, 21 orang ABK kapal nelayan FB Nurhana dari Filipina yang ditangkap telah dibawa kapal milik TNI AL KRI Layang–635 di Kota Bitung Sulawesi Utara.
Ia pun menegaskan, kejadian ini tak ada kaitannya dengan dugaan penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf.
Ke-empat ABK KRI Layang-635 yang hilang adalah Letda Laut Faisal Dwi A.R, Serda Mes Rizky Dwi Zeptianto, MLK Amo Dian Mahendra, dan MLD Badnur Rohim.
Editor: Quinawaty