KBR, Banyumas– Forum Umat Islam Banyumas Raya (FUI BR) berencana menggelar aksi damai 151 di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Dihubungi KBR, Koordinator FUI Banyumas, Fuad Sirojudin mengatakan aksi tersebut merupakan rangkaian safari GNPF MUI pusat yang direncanakan akan dilakukan di tiap Provinsi.
Fuad menjelaskan, aksi 151 Banyumas berisi safari aksi 212 berupa shalat subuh berjamaah dan tabligh akbar yang direncanakan akan dihadiri Ketua GNPF MUI, Bakhtiar Natsir dan Dewan Pembina GNPF MUI sekaligus pimpinan FPI, Rizieq Shihab. Aksi ini, direncanakan akan digelar pada Minggu 15 Januari 2017 di Gedung Olah Raga (GOR) Satria Purwokerto.
Fuad mengungkap saat ini pihaknya masih berkomunkasi dengan GNPF MUI Pusat untuk memastikan waktu dan siapa pimpinan GNPF MUI yang bisa memastikan hadir dalam gelaran tersebut. Kata Fuad, pihaknya juga belum mengantongi izin dari kepolisian. Pihaknya baru akan mengurus perizinan begitu GNPF MUI Pusat memberi kepastian jadwal.
"Memang kita sudah merencanakan di bulan satu (januari), di bulan satu itu safari Aksi 212. Kalau kemarin hasil pertemuan dengan GNPF MUI pusat itu kan, saat itu, satu provinsi satu tempat. Terus, kita sudah berkoordinasi dengan GNPF MUI Jawa Tengah, itu akan ada tiga tempat. Pantura, selatan dan tengah. Ini sudah berkoordinasi dengan GNPF MUI pusat, tetapi kita belum bisa memastikan jadwal pastinya lagi. (Perizinan) belum. Karena kita memastikan dulu kepastian sana dulu. Tetapi kalau sebatas komunikasi, kita sudah komunikasi. Cuma kalau perizinan formalnya, kita belum," jelas Koordinator FUI Banyumas, Fuad Sirojudin Yahya, Senin sore (26/12/2016).
Lebih lanjut, Fuad menjelaskan, broadcast 151 Banyumas Raya yang tersebar di sejumlah media lini massa sebetulnya masih prematur. Dia menyatakan acara tersebut memang direncanakan, akan tetapi waktu dan tempatnya belum bisa dipastikan.
Sementara, pantauan KBR di sejumlah aplikasi lini massa, broadcast aksi 151 Banyumas yang ramai tersebar, mendapat beragam tanggapan. Salah satu aktivis masyarakat sipil Banyumas, Yudi menyatakan kekhawatirannya aksi tersebut hanya kedok untuk memperkuat momentum aksi 212 Jakarta.
Menurut dia, masyarakat sipil Banyumas yang dulu pernah menolak FPI mestinya bisa berkaca dari pengalaman itu. Dia khawatir, kekerasan, anarkistis dan aksi intoleran akan marak di daerah. Menurut dia, aksi kekerasan itu tak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.
Tetapi, tak semua orang menolak aksi ini. Beberapa diantaranya, atas nama demokrasi, tetap memperbolehkan acara serupa dilakukan di daerah-daerah. Namun mereka menekankan bahwa acara tersebut benar-benar damai dan tak berlanjut menjadi aksi kekerasan.
Editor: Dimas Rizky