Bagikan:

Partisipasi Pemilih di Jawa Timur Menurun

Bahkan satu kabupaten yaitu Kabupaten Blitar partisipasi pemilihnya hanya 52 persen.

BERITA | NUSANTARA

Sabtu, 19 Des 2015 16:53 WIB

Partisipasi Pemilih di Jawa Timur Menurun

Pasangan Abdullah Azwar Anas dengan Yusuf Widyatmoko naik becak saat hendak mendaftar ke KPU Banyuwangi, Senin (27/7). Foto: KBR/Hermawan Arifianto

KBR, Banyuwangi- Komisi Pemilihan umum Jawa Timur menyatakan tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah serentak 9 Desember lalu menurun. Divisi Hukum KPU Jawa Timur Muhammad Arbayani mengatakan, dari 19 Kabupaten/Kota yang melaksanakan pilkada, sudah
ada 14 daerah yang sudah melakukan rekapitulasi suara. Dari jumlah tersebut, partisipasi pemilihnya berada di bawah 70 persen. Bahkan satu kabupaten yaitu Kabupaten Blitar partisipasi pemilihnya hanya 52 persen.

"Persoalan partisipasi masyrakat tingginya angka golput itu pariabelnya ada banyak penyebabnya. Ada orang golput itu memang secara idiologis dia tidak ingin ikut proses demokrasi. Ada yang karena ketidak tahuan adanya pilkada, ini berarti sosialisasi. Ada yang karena terdaftar di DPT tetapi tidak ada di tempat misalnya mahasiswa, kelompom pemilih pemula, dan pelajar,” kata Muhammad Arbayani (19/12/2015). 

Divisi Hukum KPU Jawa Timur Muhammad Arbayani menambahkan, di Jawa Timur sendiri penyumbang terbesar turunya partisipasi pemilih adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mencapai 20 persen.

Arbayani memperkirakan ada beberapa faktor yang menyebabkan turunya partisipasi pemilih, diantaranya, adanya ketidaktahuan masyarakat terhadap Pilkada, proses administrasi yang salah, dan banyaknya masyarakat yang bekerja di luar kota dan luar negeri. KPU akan melakukan evaluasi terhadap penurunan partisipasi pemilih dalam Pilkada serantak di Jawa Timur tahun ini. 

Editor: Eli Kamilah

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending