KBR, Balikpapan - Pertamina kesulitan memasok BBM ke sejumlah wilayah pedalaman maupun perbatasan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Sales Eksekutif Pertaminan Marketing Operation Region VI B Kalimantan Sonny Indro mengatakan, wilayah pedalaman maupun perbatasan sangat sulit dijangkau karena keterbatasan sarana transportasi.
Menurutnya, wilayah itu hanya bisa dijangkau menggunakan transportasi sungai yang arusnya cukup deras sehingga hanya bisa dilalui kapal kapasitas kecil. Sedangkan kapal Pertamina tidak bisa menjangkau.
Tak heran jika harga premium dan solar di wilayah pedalaman maupun perbatasan sangat mahal bisa mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per liternya.
Wilayah pedalaman dan perbatasan yang sulit terjangkau diantaranya Tiong Ohang, Long Apari, Long Lunuk di Kabupaten Mahakam Ulu. Long Lays dan Agung Baru di Kabupaten Nunukan dan sebagian Kabupaten Malinau
“Memang sulit sekali untuk dijangkau ya karena keterbatasan sarana transportasi. Juga sangat berbahaya sekali karena melintasi sungai jika memaksakan menggunakan kapal-kapal kecil. Artinya faktor keselamatan juga menjadi perhatian,” kata Sonny Indro, Rabu (10/12).
Karenanya dia mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah segera membangun infrastruktur maupun saranan yang menghubungkan wilayah pedalaman dan perbatasan. Sekaligus membuka daerah-daerah yang terisolir.
“Kalau wilayah pedalaman dan perbatasan sudah terbangun infrastrukturnya tentunya kendaraan Pertamina bisa menjangkaunya. Karena memang aksesnya sangat sulit,” terangnya.
Sehingga lanjutnya, mobil-mobil tangki Pertamina bisa menjangkau wilayah-wilayah pedalaman dan perbatasan. Karena selama ini hanya mampu menjangkau kota-kota terdekat wilayah tersebut.
Kondisi itu menyebabkan warga khususnya di perbatasan terpaksa memanfaatkan BBM seludupan dari Malaysia karena harganya masih terjangkau. Ketimbang harus membeli dari kota terdekat, karena sulitnya transportasi.
Editor: Antonius Eko