KBR, Jakarta - Indonesia dinilai tertinggal jauh dalam mitigasi bencana, terutama gempa dan tsunami. Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Hery Harjono membandingkan dengan pusat penelitian gempa dan tsunami di Jepang. Pusat penelitian tersebut didirikan maksimal dua tahun sejak terjadinya bencana. "Setahun setelah Tsunami di Tohoku, Jepang, mereka langsung mendirikan lembaga riset tsunami. Pada 1923 terjadi gempa besar di Tokyo, 1925 mereka mendirikan lembaga riset gempa," jelas Hery Harjono dalam program Sarapan Pagi KBR.
Hasil riset yang dihasilkan juga langsung diterapkan pemerintah. Di Tohoku misalnya, pemerintah setempat langsung mengubah tata ruang mereka dengan cara meninggikan jalan dan memperkuat tanggul penahan gelombang tsunami. "cara tersebut bisa memberikan waktu lebih banyak bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri," jelas Hery Harjono.
Hery Harjono mengingatkan agar pemerintah segera membangun pusat penelitian untuk tsunami dan gempa. Hasil riset menurutnya sangat penting untuk mengambil langkah pencegahan. (Baca juga: 10 Tahun Tsunami Aceh, Indonesia Butuh UU Konsolidasi Tanah)
Editor: Sutami
Peneliti: Indonesia Lupakan Riset Tsunami
Indonesia dinilai tertinggal jauh dalam mitigasi bencana, terutama gempa dan tsunami.

NUSANTARA
Jumat, 26 Des 2014 10:54 WIB


Tsunami Aceh, riset gempa, riset tsunami
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai