Bagikan:

Pendapatan Turun, Sopir Angkot Tolak Bus Sekolah Gratis

Keberadaan bus sekolah gratis dikeluhkan para sopir angkutan kota (angkot) di Bandung, Jawa Barat. Ini membuat seribuan sopir jurusan Dago-Kebon Kelapa Bandung berunjuk rasa, Kamis (11/12). Mereka mengaku, pendapatannya berkurang dari Rp30.000 per hari m

NUSANTARA

Kamis, 11 Des 2014 11:51 WIB

Author

Arie Nugraha

Pendapatan Turun, Sopir Angkot Tolak Bus Sekolah Gratis

Pendapatan Turun, Sopir Angkot, Bus Sekolah Gratis

KBR, Bandung – Keberadaan bus sekolah gratis dikeluhkan para sopir angkutan kota (angkot) di Bandung, Jawa Barat.

Ini membuat seribuan sopir jurusan Dago-Kebon Kelapa Bandung berunjuk rasa, Kamis (11/12). Mereka mengaku, pendapatannya berkurang dari Rp30.000 per hari menjadi Rp10.000 per hari.  Dalam aksi ini, sebanyak 350 armada jurusan Dago - Kebon Kalapa serentak setop beroperasi.

Mereka mendatangi Balai Kota Bandung meminta Wali Kota Ridwan Kamil mengevaluasi operasional bus sekolah gratis.

Ketua Forum Pengusaha Pengemudi Angkot, Suherman, menyatakan, program pemerintah yang mengoperasikan bus sekolah itu telah merugikan sopir.

"Pengennya dievaluasi lagi kenapa tidak dialihkan ke angkot gratis seperti itu, kenapa tidak ? Sama saja, itu tidak membuat menambah armada bus sekolah. Karena bus sekolah itu kan tidak kecil, besar kan. Bukan sebuah solusi itu malahan menambah kemacetan, kami bisa diajak bicara untuk program angkutan gratis. Seperti angkot gratis seperti apa bentuknya, ya digilir sebetulnya," ujar Suherman di Balai Kota, Jalan Wastukancana, Bandung.

Suherman mengatakan keberadaan bus sekolah dengan kapasitas angkut besar mengurangi pendapatan mereka selama tiga bulan terakhir. Ia menyebutkan angkot jurusan Dago - Kebon Kalapa tidak bisa beroperasi karena tergantung dengan penumpang berstatus pelajar.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending