Bagikan:

Pemkot Kupang Resah, Penyandang HIV Perempuan Lebih Banyak dari Laki-Laki

Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) berupaya melibatkan warga untuk menekan penyebaran virus HIV. Masyarakat dilibatkan dalam bentuk organisasi Warga Peduli Aids (WPA) baru di 41 kelurahan.

NUSANTARA

Rabu, 03 Des 2014 14:02 WIB

Author

Silver Sega

Pemkot Kupang Resah, Penyandang HIV Perempuan Lebih Banyak dari Laki-Laki

Pemkot Kupang, Penyandang HIV

KBR, Kupang – Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) berupaya melibatkan warga untuk menekan penyebaran virus HIV. Masyarakat dilibatkan dalam bentuk organisasi Warga Peduli Aids (WPA) baru di 41 kelurahan.

Wakil Wali Kota Kupang, Herman Man mengatakan, untuk membiayai aktivitas WPA, Pemkot akan menaikkan anggaran untuk penanggulangan HIV/AIDS/

“Tahun 2015 ini kita mau naikkan ke Rp1 miliar. Dana yang kita naikan dari Rp750 juta ke RP1 miliar ini untuk 51 WPA, jadi untuk 41 WPA baru. Lalu nanti tidak hanya membentuk (WPA), tapi (yang penting) kegiatannya,” jelas Herman.

Ia menjelaskan, di Kota Kupang saat ini sudah 646 kasus HIV/AIDS. Khusus tahun 2014, kata dia, jumlah perempuan pengidap HIV lebih banyak dari laki-laki.

"Khusus 2014, ini perempuan lebih banyak. Nah inikan menandakan ada sesuatu yang serius. Ya kalau laki-laki tinggi dia, karena dia ‘jajan’ dimana-mana. Tapi kalau sudah perempuan tinggi, khawatirnya kan perempuan ini yang membawa virus,” ujar Herman Man di Kupang, Rabu (3/12).

Ia menambahkan, jumlah kasus HIV Aids di Kota Kupang hingga Oktober 2014 saja penyandang HIV sebanyak 481 kasus dan AIDS 165 kasus. Berdasarkann jenis kelelamin, laki-laki 378 kasus, perempuan 268 kasus. Tetapi khusus tahun 2014, menurut Herman Man, jumlah perempuan yang mengidap HIV lebih banyak dari laki-laki. Perempuan 51 kasus, sedangkan laki-laki hanya 45 kasus.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending