Pakar: Naik ke 38 Ribu Kaki, Pilot AirAsia Tak Sebut Pertimbangan Cuaca

KBR, Jakarta - Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) mengungkap, naiknya pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 dari 32 ribu kaki ke ketinggian 38 ribu kaki (FL.380) tidak menyebutkan karena pertimbangan cuaca.

Alasan pertimbangan cuaca hanya diutarakan pilot pesawat saat meminta pergerakan pesawat ke arah kiri.

“Jadi pada kontak pertama pk 06.12 WIB dia menyebutkan ke kiri sekitar 7 mil untuk menghindari cuaca dan diizinkan oleh ATC (Pemandu Lalu Lintas Udara/Air Traffic Controller). Dia minta ke untuk high level,” ujar Direktur Keselamatan dan Standar LPPNPI, Wisnu Darjono dalam perbincangan di Sarapan Pagi KBR, Senin (29/12).
 
Dua menit hingga pergerakan itu, kata Wisnu, TAC kehilangan kontak dengan pilot pesawat.

“Dijawab pukul 06.14 WIB pesawat gak menjawab tapi target tidak ada di radar. Sampai pukul 06.18 WIB. Itu menunjuukan radar dan fasilitas tidak menerima sinyal dari pesawat,” ujar Wisnu.

Padahal, kata dia, awan dan cuaca buruk tidak bisa mematikan sinyal pesawat yang menggunakan frekuensi yang sangat tinggi.

Ia menduga kemungkinan terburuk yang terjadi adalah pesawat mengalami kecelakaan.

“Faktanya sampai hari ini pesawat tidak ketemu. Kalau pilot mendarat di bandara tertentu normalnya pilotnya akan menghubungi ATC. Kalau mendarat, penumpangnya menghubungi keluarga. Yang sampai hari ini tidak ada informasi dari pilot dan penumpang,” ujar Wisnu.

Pesawat AirAsia QZ 8501 berangkat dari Surabaya pada pukul 05.36 WIB menuju Singapura. Pesawat membawa 155 penumpang, 149 diantaranya adalah warga negara Indonesia. Pesawat itu seharusnya tiba di Changi Airport pada pukul 08.30 waktu Singapura. Pesawat yang hilang adalah jenis Airbus A320-200 dengan nomor registrasi PK-AXC.