Bagikan:

Komnas HAM Papua: Tembakan di Paniai Mematikan, Bukan Melumpuhkan

Komnas HAM Provinsi Papua menyatakan, penembakan aparat di Paniai, Papua, kepada warga setempat bukan untuk melumpuhkan tapi mematikan. Hasil investigasi Komnas HAM Papua menyatakan, aparat diduga secara brutal menembaki warga.

NUSANTARA

Senin, 15 Des 2014 09:13 WIB

Author

Anto Sidharta

Komnas HAM Papua: Tembakan di Paniai Mematikan, Bukan Melumpuhkan

Tembakan di Paniai

KBR, Jakarta - Komnas HAM Provinsi Papua menyatakan, penembakan aparat di Paniai, Papua, kepada warga setempat bukan untuk melumpuhkan tapi mematikan.  Hasil investigasi Komnas HAM Papua menyatakan, aparat diduga secara brutal menembaki warga.

“Ini menunjukkan bahwa ada aparat gabugan tidak pakai prosedur penembakan senjata. Penembakan untuk melumpuhkan cenderung mematikan, di luar protap (prosedur tetap,red.),” ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Sekretariat Komnas HAM Provinsi Papua Frits Ramandeydalam perbicangan di Sarapan Pagi KBR, Senin (15/12).

Tembakan untuk melumpuhkan biasanya ditujukan padakaki sasaran tembak, sementara penembakan pada badan berdampak mematikan langsung si korban.

Dalam hasl investigasnya, Komnas HAM Papua juga menyatakan, insiden ini tidak terkait dengan kelompok sipil bersenjata seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM).

“Kalau itu lokasinya itu tidak masuk akal jika ada penembakan oleh OPM. Di lokasi penembakan berdekatan dengan kantor polsek dan koramil. Kami sudah datang ke dua lokasi yang berbeda yang mengakibatkan rentetan peristiwa itu,” jelas Frits.

Ia menyebutkan, selait empat korban tewas, ada satu orang  korban tewas yang saat ini belum bisa dipastikan kebenarannya.

“Data resmi di rumah sakit ada 4 orang tewas dan ada 1 informasi yang belum sempat kami verifikasi yakni satu orang tewas di rumah sakit dan dibawa ke rumah oleh warga dan dibawa ke kampungnya,” kata Frits.

Untuk menuntaskan kasus ini, ia mendesak TNI dan Polri membentuk tim investigasi bersama untuk melakukan identifikasi ulang.

“Dibentuk tim bersama TNI dan Polri  untuk mengungkap kasus ini. Kalau tidak (begitu) kasus ini akan berlarut-larut,” pungkas Frits.

Kasus bermula oleh kejadian pemukulan oleh sekelompok orang tak dikenal kepada warga pada hari Minggu (7/12) malam. Salah satu orang tak dikenal itu sebelumnya sempat ditegur warga setempat di Gunung Merah, Enarotali, karena melintas di kawasan itu dengan kendaraan bermotor tanpa lampu. Setelah berlalu, orang itu datang kembali dan memukul pemuda yang saat itu sedang membuat Pondok Natal.

Warga yang marah keesokan harinya (8/12) mengepung pos Koramil dan Polisi di Gunung Merah karena menduga aksi pemulukan itu dilakukan oleh oknum aparat. Di tempat itulah kerusuhan pecah yang membuat empat warga tewas dan sepuluh orang lainnya luka-luka.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending