Ketika Lansia 'Berdesakan' di Jakarta

KBR, Jakarta - Tidak hanya penjaga yang kelebihan kuota, sehingga penghuni harus berdesakan. Kuota panti lansia atau lanjut usia di Jakarta juga penuh.

Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Cipayung, Akmal Tewo mengatakan 5 panti ini seharusnya hanya diisi 200 lansia. Namun kenyataannya masing-masing panti menampung hingga 400 orang.

Kata Akmal berlebihnya jumlah lansia ini karena banyak keluarga yang menelantarkan orangtuanya. Selain itu ada pula lansia yang terjaring dari penertiban di jalanan.

"Ini hasil penertiban di jalanan. Dan di sana yang kita prioritaskan untuk kita terima adalah orang yang terlantar. Kalau dia punya keluarga kami kembalikan, kalau keluarganya mampu. Kalau keluarganya miskin kita akan tampung di sana. Kita pelihara. Kalau keluarganya mampu kita kembalikan. Karena orang tua itu kan senang di dalam keluarga. Alternatif terakhir adalah panti," kata Akmal kepada KBR, Selasa (2/12).

Akmal menambahkan, per tahunnya tiap panti membutuhkan dana Rp 2-7 Miliar. Dana ini diperoleh dari APBD DKI Jakarta. Selain itu ada pula bantuan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMBKB) sebesar Rp 500 miliar untuk menggelar pelatihan bagi lansia dan acara outbound bagi lansia.

Sementara Asisten Kesejahteraan Masyarakat (Kesmas) Sekda Provinsi DKI Jakarta Bambang Sugiyono, mengatakan pihaknya tengah menyusun rencana mendirikan Pesantren Lansia. Di mana pesantren yang menganut konsep panti sosial tak hanya melakukan pendampingan bagi aktivitas pelatihan seperti menyulam, olahraga dsb. Tapi juga mengisi sisi religius bagi para lansia supaya lebih dekat dengan Tuhan.

"Jadi duniawinya dapat, rohaninya juga dapat," kata Bambang ketika berbicara dalam Seminar Mewujudkan Kota dan Masyarakat Ramah Lansia di Auditorium BKKBN Pusat, Selasa siang.

Editor: Pebriansyah Ariefana