KBR - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui usulan Tim Reformasi Tata Kelola Migas agar jenis BBM subsidi (Research Octane Number/ RON) 88 alias premium diganti menjadi RON 92 (Pertamax). Usulan tim disebabkan karena selama ini Pertamina yang sudah tidak lagi memproduksi RON 88, mengimpor RON 92 lalu diturunkan kualitasnya menjadi RON 88. Soal ini. “Kalau kita impor RON 99 ya sudahlah RON 99 saja sehingga produksi kita di dalam negeri kompetitif,” ujar Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM, Naryanto Wagimin dalam perbincangan Sarapan Pagi KBR, Senin (22/12).
Berikut petikan wawancara selengkapnya bersama Naryanto Wagimin.
Ada enam rekomendasi dari Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Kalau dari ESDM yang bisa dilakukan dengan segera yang mana dari enam ini?
Sebenarnya rekomendasi itu silakan saja. Tapi sebetulnya produksi kilang kita itu ada dua, kebutuhan dalam negeri BBM 1,6 juta kiloliter per hari. Dari kilang kita kurang karena kilangnya produksi RON 88 sedangkan RON 99 masih sedikit. Sehingga Tim Reformasi Tata Kelola Migas menghendaki tidak usah blending di luar negeri, cukup blending di dalam negeri.
Kita sanggup untuk blending sendiri?
Sebetulnya bisa. Maksudnya kalau kita impor RON 99 ya sudahlah RON 99 saja sehingga produksi kita di dalam negeri kompetitif. (Nb: RON 99 dipakai sebagai campuran untuk menghasilkan RON 88. Sebab RON 88 sudah tidak ada lagi yang memproduksi)
Tapi biayanya bukankah membengkak?
Menurut tim reformasi tidak.
Apa kendalanya untuk menjalankan semua rekomendasi ini?
Maksud tim reformasi kan agar Pertamina tidak blending di luar negeri karena perlu biaya besar. Itu kasih waktu lima bulan, saya pikir tim reformasi kurang dari lima bulan. Sehingga diharapkan sebelum itu.
Jika premium dialihkan ke pertamax nanti mekanisme subsidinya seperti apa?
Subsidi tetap premium tidak dihapus. Karena Menteri Keuangan sendiri masih mengusulkan empat metode subsidi.
Bicara mengenai kilang-kilang yang sudah lama ini berapa yang bisa menghasilkan RON 92?
Sebenarnya kalau kita mau semua kilang bisa tapi perlu upgrading.
Berapa lama?
Wah cukup lama. Kalau upgrading itu menurut Pertamina hampir sama dengan buat kilang baru.
Jadi lebih baik buat kilang baru?
Iya.
Ada tindak lanjut untuk membuat kilang baru?
Kilang baru Pertamina masih MoU, negosiasi. Paling tidak tahun ini juga mulai implementasi.
Kabarnya ada dua yang akan dibangun ulang ya?
Iya dua upgrading sama bangun kilang baru. Mana yang lebih mudah itu yang akan dilaksanakan.
Untuk enam rekomendasi ini tanggapan ESDM apakah sudah diputuskan akan dilaksanakan semuanya atau seperti apa?
Belum, baru masuk berapa hari. Dalam artian penyediaan ada dua yaitu upgrading kilang sama membangun kilang baru tetapi belum dibahas secara khusus.
Kapan akan dibahas?
Secepatnya makin baik.
Secara keseluruhan sebenarnya ESDM setuju dengan usulan tim reformasi ya?
Iya.
Untuk membangun kilang baru itu butuh berapa lama?
Lima tahun paling cepat.
Bicara mengenai subsidi, berapa kalau dialihkan ke pertamax?
Kalau bisa jalan paralel. Pertamina sendiri sudah siap dalam artian untuk upgrading mana yang terbaik dengan pembangunan kilang baru. Pembangunan kilang baru kan biayanya besar juga.
Apakah sudah dipertimbangkan jika kita beralih ke RON 92 karena tidak semua kendaraan menggunakan RON 92?
Semua kendaraan justru pakai RON 92 semakin bagus, cuma masalah harganya.
Kementerian ESDM Setujui Rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui usulan Tim Reformasi Tata Kelola Migas agar jenis BBM subsidi (Research Octane Number/ RON) 88 alias premium diganti menjadi RON 92 (Pertamax).

NUSANTARA
Senin, 22 Des 2014 09:35 WIB


Kementerian ESDM, Tim Reformasi Tata Kelola Migas
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai