KBR, Jakarta – Pejabat di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengaku hingga kini belum menghitung besarnya efisiensi yang didapat jika menjual Gedung Kementerian BUMN.
Menurut Juru Bicara Kementerian BUMN Faisal Halimi, penghitungan secara kasar bisa dilihat dari penggunaan gedung setinggi 22 lantai yang hanya digunakan oleh 260-an orang.
“Kalau asumsinya gedung 22 lantai segitu kalau dibagi (260) orang? Berartikan sekitar 13-14 orang. Apa layak 1 lantai (hanya ada) 14 pegawa? Kan idle-nya (menganggur, red.) Belum lagi kalau Sabtu-Minggu ada yang lembur kan boros AC,” ujar Faisal Halimi kepada dalam Perbincangan di Sarapan Pagi KBR, Kamis (19/12).
Borosnya pengeluaran dana untuk Air Conditioner (AC) di gedung itu, kata Faisal, karena jika AC dinyalakan maka AC satu gedung otomatis menyala. Karenanya, pihaknya akan mencari gedung yang lebih kecil untuk karyawan Kementerian BUMN.
“Mencari gedung lain yang cukup dan layak untuk jumlah 260-an tadi. Karena BUMN barang milik negara, kewenangannya di Kementerian Keuangan. Mereka yang nanti yang akan mengoper ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan, red.) atau kemana pun karena barang milik negara tidak boleh dijual ke swasta. Itu ring satu gak boleh sembarangan,” ujar Faisal.
Faisal mengakui, soal rencana ini belum diketahui Presiden Joko Widodo karena secara prosedur harus melalui Kementerian Keuangan.
Kementerian BUMN Belum Hitung Besarnya Efisiensi jika Kantor BUMN Dijual
Pejabat di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengaku hingga kini belum menghitung besarnya efisiensi yang didapat jika menjual Gedung Kementerian BUMN.

NUSANTARA
Jumat, 19 Des 2014 08:20 WIB


Kementerian BUMN, Kantor BUMN Dijual
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai