Bagikan:

Kapal Trawrl Masuk, Nelayan Muko-Muko Seret Tangkapan

KBR, Bengkulu - Nelayan tradisional di kecamatan Ipuh, Mukomuko Bengkulu mengeluh hasil tangkapan ikannya berkurang karena banyaknya kapal trawl yang beroperasi.

NUSANTARA

Kamis, 11 Des 2014 09:35 WIB

Author

Evitarmizi

Kapal Trawrl Masuk, Nelayan Muko-Muko Seret Tangkapan

bengkulu, nelayan

KBR, Bengkulu - Nelayan tradisional di kecamatan Ipuh, Mukomuko Bengkulu mengeluh hasil tangkapan ikannya berkurang karena banyaknya kapal trawl yang beroperasi.

Ketua Nelayan desa pulau Makmur Asri mengatakan biasanya puluhan kapal trawl itu beroperasi pada malam hari. Hal itu mengakibatkan minimnya hasil tangkapan ikan nelayan tradisional yang beroperasi pada pagi hari.

“Masalah kapal trawl Bantal itu sudah melewati batas sampai (daerah air pisang) di zona tradisional. Kapal trawl tersebut kira-kira sekitar 80 puluh buah itu ada sudah iru kapal yang besar di tengah itu kira-kira 10 buah ada mereka berasal dari Bengkulu. Mengenai nelayan Ipuh mengeluh mengenai masalah kapal-kapal trawl itu. Akibatnya pengahasilan nelayan mengurangi. Sedangkan bahan bakar itu sudah mahal dan hasilnya tidak ada,” ungkap Asri saat di sambangi KBR, Kamis (11/12).

Makmur Asri menambahkan hampir setiap hari sekitar 80 buah kapal trawl terus peroperasi dalam zona tradisional. Asri menduga kapal-kapal itu mengunakan pukat cantrang yang sudah dimodifikasi sehingga menyerupai trawl.

Padahal penggunaan alat itu sudah dilarang Dinas Kelautan dan Perikannan provinsi Bengkulu Asri berharap instansi terkait segera mengambil tindakan tegas terhadap kapal-kapal trawl tersebut. Apabila hal ini tidak ditanggapi, dia kawatir akan timbul konflik antara nelayan tradisional dengan pemilik kapal trawl.

Kapal-kapal ini berasal dari Desa Bantal kecamatan Tramang Taya kabupaten Mukomuko,dan dari kota Bengkulu serta dari daerah Sibolga Sumatra Utara.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending