KBR,Medan - Sumatera Utara mengalami kenaikan inflasi yang cukup drastis pada November dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 0,65 persen. Angka inflasi November mencapai 1,80 persen, lebih tinggi dari angka inflasi nasional 1,50 persen.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut, Bismark S Pardamean mengatakan, seluruh kota yang masuk dalam indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi, yaitu Sibolga sebesar 2,45 persen, Pematangsiantar 1,95 persen, Medan 11,75 persen dan Padangsidimpuan 1,80 persen.
Inflasi Sumut sendiri, paling besar disumbang oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 13,16 persen, tarif angkutan dalam kota 16,26 persen, harga cabai merah 28,12 persen, rokok kretek naik 10,31 persen, biaya administrasi transfer uang naik 30,00 persen dan harga rokok putih naik 4,67 persen.
"Terjadinya inflasi pada November menyebabkan laju inflasi year on year untuk Sumatera Utara sebesar 5,52 persen," jelas Bismark kepada wartawan di Kantor BPS Sumut Jalan Asrama Medan, Senin (1/12) siang.
Bismark juga mengatakan, dari 23 kota di Pulau Sumatera, seluruh kota mengalami inflasi. Dimana inflasi tertinggi terjadi di Padang sebesar 3,44 persen dan inflasi terendah terjadi di Tanjung Pinang 0,77 persen.
Di Indonesia, dari 82 kota yang diamati Indeksi Harga Konsumen (IHK), seluruh kota mengalami inflasi. Dimana inflasi tertinggi terjadi di Padang sebesar 3,44 persen dan inflasi terendah di Manokwari sebesar 0,07 persen.
Editor: Antonius Eko