KBR, Kupang- Pemerintah kabupaten Belu akan mengaktifkan kembali dua pasar perbatasan dengan Timor Leste, yaitu pasar Motaain dan Turiskain. Kepala Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabyupaten Belu, Florianus Nahak mengatakan pengaktifan pasar perbatasan untuk mengurangi perdagangan ilegal. Nantinya pemerintah pusat akan menggelontorkan dana Rp 5 miliar untuk perbaikan infrastruktur kedua pasar itu.
"Kita akan aktifkan seluruhnya supaya perdagangan di lintas batas itu bisa aman. Karena ketika sarana perdagangan kita aktifkan maka kita harap terjadi pengurangan perdagangan ilegal,” kata Florianus Nahak ketika dihubungi Minggu (7/12/2014).
“Ketika kita berdagang di pasar-pasar yang disiapkan oleh pemerintah maka itu aman. Kita harap juga operator-operator di batas bisa memahami kondisi ini. Perdagangan rakyat jangan dilihat sebagai suatu perdagangan internasional dimana disitu terjadi ekspor impor. Di situ kan terjadi perdagangan tradisional, di mana kebutuhan-kebutuhan riil diantara dua belah pihak kita fasilitasi.”
Sebelumnya, Pemerintah Nusa Tenggara Timur berencana menyerahkan pengelolaan pasar di perbatasan dengan Timor Leste kepada pihak swasta. Warga di perbatasan belum memanfaatkan pasar perbatasan secara baik. Ini karena kurangnya dukungan infrastruktur jalan dan lokasi pasar jauh dari pemukiman warga.
Di perbatasan NTT Timor Leste terdapat enam pasar perbatasan. Masing-masing Pasar Motain dan Turiskain di Kabupaten Belu, Pasar Motamasin di Kabupaten Malaka, serta Pasar Wini, Napan, dan Pasar Haumeni di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Editor: Citra Dyah Prastuti