KBR, Balikpapan - Memasuki Desember, krisis air di Kota Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) berlanjut. Krisis air tersebut sudah dirasakan masyarakat akibat kemarau berkepanjangan sejak awal Oktober lalu.
Direktur Tekhnik PDAM Rachmad Julianto mengatakan, hasil pantauan di Waduk Manggar, yang merupakan pasokan utama air baku PDAM, Minggu (30/11) kemarin, volume air terus menyusut dan dalam kondisi rawan atau hanya berkisaran di level 4,30 meter.
Menurutnya, kondisi itu masih kritis, artinya distribusi air bersih PDAM ke masyarakat masih bergiliran. Itu pun PDAM tidak menjamin seluruh pelanggan akan mendapatkan distribusi air melalui pipa instalasi khususnya yang tinggal di daearah tinggi.
Kata dia, krisis air di Kota Balikpapan akan berakhir apabila volume air di Waduk Manggar minimal mencapai level 6 meter. Artinya, Kota Balikpapan membutuhkan curah hujan merata di seluruh wilayah dengan intensitas yang sangat tinggi.
Jika hujan tidak turun dengan intensitas yang tinggi minimal pada 10 Desember mendatang, Balikpapan akan mengalami musibah kekeringan. Artinya sekitar 600 warga Balikpapan tidak mendapatkan pasokan air bersih.
Dia menambahkan, saat ini PDAM Balikpapan terpaksa mengoperasikan dua instalasi pengolahan air minum (IPAM) yakni IPAM Damai dan IPAM Kilometer 8 Batu Ampar untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat Balikpapan.
Selama ini PDAM Balikpapan hanya mengandalkan Waduk Manggar dan sumur pompa maupun IPAM. Rencana menggunakan air laut yang dikonversi menjadi air bersih belum bisa terwujud karena mahalnya biaya teknologi yang digunakan.
Editor; Antonius Eko