Bagikan:

Balikpapan Terancam Kekeringan

Memasuki Desember, krisis air di Kota Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) berlanjut. Krisis air tersebut sudah dirasakan masyarakat akibat kemarau berkepanjangan sejak awal Oktober lalu.

NUSANTARA

Senin, 01 Des 2014 12:40 WIB

Balikpapan Terancam Kekeringan

Balikpapan, Kekeringan


KBR, Balikpapan - Memasuki Desember, krisis air di Kota Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) berlanjut. Krisis air tersebut sudah dirasakan masyarakat akibat kemarau berkepanjangan sejak awal Oktober lalu.


Direktur Tekhnik PDAM Rachmad Julianto mengatakan, hasil pantauan di Waduk Manggar, yang merupakan pasokan utama air baku PDAM, Minggu (30/11) kemarin, volume air terus menyusut dan dalam kondisi rawan atau hanya berkisaran di level 4,30 meter.


Menurutnya, kondisi itu masih kritis, artinya distribusi air bersih PDAM ke masyarakat masih bergiliran.  Itu pun PDAM tidak menjamin seluruh pelanggan akan mendapatkan distribusi air melalui pipa instalasi khususnya yang tinggal di daearah tinggi.


Kata dia, krisis air di Kota Balikpapan akan berakhir apabila volume air di Waduk Manggar minimal mencapai level 6 meter. Artinya, Kota Balikpapan membutuhkan curah hujan merata di seluruh wilayah  dengan intensitas yang sangat tinggi.


Jika hujan tidak turun dengan intensitas yang tinggi minimal pada 10 Desember mendatang,  Balikpapan akan mengalami musibah kekeringan. Artinya sekitar 600 warga Balikpapan tidak mendapatkan pasokan air bersih.


Dia menambahkan, saat ini PDAM Balikpapan terpaksa mengoperasikan dua instalasi pengolahan air minum (IPAM) yakni IPAM Damai dan IPAM Kilometer 8 Batu Ampar untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat Balikpapan.


Selama ini PDAM Balikpapan hanya mengandalkan Waduk Manggar dan sumur pompa maupun IPAM. Rencana menggunakan air laut yang dikonversi menjadi air bersih belum bisa terwujud karena mahalnya biaya teknologi yang digunakan.


Editor; Antonius Eko 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending