Bagikan:

Aliran Sapto Darmo Terdata di Kejati Jateng

Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah membantah akan membubarkan aliran Sapto Darmo di Brebes Asisten Intel Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Yacob Hendrik mengatakan, aliran itu terdata di Kejati Jateng.

NUSANTARA

Selasa, 09 Des 2014 16:59 WIB

Author

Nurul Iman

Aliran Sapto Darmo Terdata di Kejati Jateng

Kepercayaan Sapto Darmo

KBR, Semarang - Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah membantah akan membubarkan aliran Sapto Darmo di Brebes  Asisten Intel Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah,  Yacob Hendrik mengatakan, aliran itu terdata di Kejati Jateng. 


"Aliran Sapto Darmo itu memang ada, tidak ada masalah pembedaan. Aliran tersebut berasal dari Yogyakarta dan Sleman itu ada. Kita sudah punya data aliran itu. Itu semuanya dibina, " kata Yacob, Selasa (9/12).


Menyikapi adanya sikap warga Brebes yang tak mengizinkan jenazah penganut aliran kepercayaan Sapto Darmo dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) setempat, Yacob menilai, hal ini terjadi karena gesekan sosial saja. 


"Gesekannya itu kan gesekan masalah sosial yang memicu kok seolah-olah ini alirannya dari Sapto (Aliran Sapto Darmo -red) dan segala macam. Padahal masalah ideologi tidak ada di sini,” tambahnya. 


Menurutnya, program pembinaan seluruh aliran kepercayaan di Jateng terus dilakukan dengan menggandeng Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Hal itu untuk mengurangi gesekan di masyarakat terhadap sejumlah aliran kepercayaan.


"Akan kita tindak lanjuti (masalah di Brebes). Kita akan tindaklanjuti, akan gandeng semua forum seperti yang biasa kita lakukan. Nanti kita akan ada penyuluhan ke masyarakat semua kalangan, " jelas dia.


Selama 2014, Kejati Jateng mencatat, setidaknya ada 278 aliran kepercayaan yang aktif di Jawa Tengah. Data itu tercatat hingga Agustus lalu. Aliran itu seluruhnya berorganisasi dan diikuti oleh pengikut  puluhan hingga ribuan.


Ratusan aliran kepercayaan itu tersebar di seluruh wilayah hukum Kejati Jateng, kecuali Ambarawa, Karanganyar dan Wonogiri.


"Kita sudah masuk ke 24 kegiatan. Jadi tetap kita bina seluruhnya. Mereka itu warga kita, bukan musuh kita. Itu orang Indonesia asli," pungkasnya.


Editor: Antonius Eko 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending