Bagikan:

Alasan Gereja Papua Tolak Natalan bersama Jokowi: Pemborosan!

Sejumlah gereja di Papua menolak kedatangan Presiden Joko Widodo dalam perayaan Natal nasional yang akan diadakan pada 27 Desember mendatang. Ketua Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Novel Matindas mengatakan sedikitnya ada tiga gereja yang menolak

NUSANTARA

Sabtu, 13 Des 2014 22:00 WIB

Alasan Gereja Papua Tolak Natalan bersama Jokowi: Pemborosan!

Papua, Natal, Joko Widodo, Jokowi, PGI

KBR, Jakarta - Sejumlah gereja di Papua menolak kedatangan Presiden Joko Widodo dalam perayaan Natal nasional yang akan diadakan pada 27 Desember mendatang.

Ketua Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Biro Papua, Novel Matindas mengatakan sedikitnya ada tiga gereja yang menolak kedatangan Presiden Jokowi, karena perayaan natal tersebut menghabiskan anggaran negara hingga Rp 20 miliar.

Sementara itu, Presiden dinilai tidak serius menangani kasus penembakan warga Paniai yang terjadi pada Senin lalu.

"Mereka menolak kedatangan Jokowi karena menurut mereka biaya perayaan natal itu terlalu besar. Sementara ada insiden di Paniai yang memakan korban jiwa yang seharusnya mendapatkan perhatian presiden. Jadi, mereka menolak itu dengan alasan perhatian presiden Jokowi untuk Papua tidak sesuai yang mereka harapkan. Sangat disayangkan saja kalau perayaan Natal itu sifatnya hanya pesta yang anggarannya bermiliar-miliar. Sementara ada persoalan yang butuh perhatian presiden," kata Novel.

Ketua Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Biro Papua, Novel Matindas berharap pemerintah secara adil dan transparan menyelesaikan setiap kasus-kasus kekerasan terhadap warga sipil di Papua.

Mereka mengharapkan sikap tegas Presiden Jokowi. Penyelesaian kasus kekerasan di Papua tidak boleh hanya sekadar penyelesaian secara adat melainkan juga melalui proses hukum yang berlaku.

Editor: Agus Luqman

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending