Bagikan:

Aktivis Bicara soal Pentingnya Pengetahuan Hidup Bersama Bencana

Pemerintah daerah diminta menyiapkan masyarakatnya untuk mengantisipasi bencana di Bulan Januari mendatang. Soal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi, Januari adalah puncak bencana.

NUSANTARA

Senin, 22 Des 2014 08:56 WIB

Author

Anto Sidharta

Aktivis Bicara soal Pentingnya Pengetahuan Hidup Bersama Bencana

Pengetahuan Hidup Bersama Bencana

KBR – Pemerintah daerah diminta menyiapkan masyarakatnya untuk mengantisipasi bencana di Bulan Januari mendatang. Soal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi, Januari adalah puncak bencana.

Menurut aktivis Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia, Hening Parlan, untuk menanggulagi bencana pemda tidak hanya menyiapkan aparat dan dana saja.

“Kesiapan pemerintah bukan hanya punya lembaga dan dana untuk bencana. Tapi apakah masyarakatnya sudah disiapkan, karena kejadian bencana tidak pemerintahnya dulu yang tahu tapi masyarakatnya, tidak nunggu waktu bisa pagi, siang atau malam,” ujar Hening Parlan dalam perbicangan dalam Sarapan Pagi KBR, Senin (22/12).

Menyiapkan masyarkat, kata dia, dengan memberikan edukasi yang maksimal kepada warga yang tinggal di daerah-daerah rawan bencana. Sebab, kata dia, hingga kini warga yang tinggal di daerah rawan bencana masih minim pemahaman soal lokasi tempat mereka tinggal itu.

“Mereka tidak terlalu punya pengetahuan itu.  Misalnya,  ciri-ciri longsor seperti apa. Kalau longsor di Banjarnegara lalu ada ribuan ikan lele dari atas ke turun dengan air yang sangat keruh. Jadi ada tanda-tanda. Di beberapa lokasi ada binatang dari atas turun saat akan ada letusan gunung berapi,” jelas Hening.

Menurut Hening, relokasi warga di daerah bencana biasanya sulit dilakukan karena sifat sosial dan budaya masyarakat Indonesia yang sulit meninggalkan tanah asalnya.

“Misalnya di warga korban letusan Gunung Rokatenda di Maumere. Satu pun warga di pulau itu tidak ada yang mau dipindahkan. Apalagi orang orang Jawa, tanah akan mereka bela sampai mati. Mungkin justru yang utama bukan memindahkan tapi pengetahuan soal hidup bersama bencana,” ujar Hening.

Relokasi, kata dia, mau tidak mau dilakukan jika kondisi daerah sudah sangat parah semisal korban letusan Gunung Merapi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi, Januari adalah puncak bencana. Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, paling rawan. Lebih dari 90 persen bencana di Indonesia adalah bencana hidrometeorologi yaitu banjir, longsor, puting beliung, kekeringan, cuaca ekstrem, dan kebakaran hutan lahan.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending