Bagikan:

Suku Anak Dalam: Kembalikan Kawasan Tempat Kami Hidup

KBR68H, Jakarta - Suku Anak Dalam Batanghari Jambi mendesak Gubernur mengembalikan kawasan tempat hidup mereka.

NUSANTARA

Selasa, 17 Des 2013 10:14 WIB

Author

Nur Azizah

Suku Anak Dalam: Kembalikan Kawasan Tempat Kami Hidup

suku anak dalam, jambi, diusir brimob

KBR68H, Jakarta - Suku Anak Dalam Batanghari Jambi mendesak Gubernur mengembalikan kawasan tempat hidup mereka. Desakan ini dilakukan lantaran sejak tahun 1986 survei yang dilakukan Dinas Kehutanan pada saat melepaskan kawasan tersebut untuk PT Asiatic menyatakan ada sekitar 3.550 lahan milik masyarakat asli.

Lahan berupa perladangan, pemukiman, dan belukar. Pendamping Suku Anak Dalam Ryan Hidayat mengatakan, pihaknya juga mendesak Gubernur untuk menjamin keberlangsungan hidup Suku asli Jambi itu.

"Berkaitan dengan penggusuran ini, kita ingin mendorong, mendesak agar kemudian yang paling utama untuk saat ini itu bagimana ada tiga tuntutan utama. Yang pertama berkaitan dengan pengembalian pemukiman yang sudah digusur berikut kerugian materil lainnya. Yang kedua juga kita minta kepada Gubernur ada jaminan mereka tidak akan digusur dan diintimidasi lagi. Yang ketiga ada kepastian hukum berkaitan dengan keberadaan mereka di sana," kata Ryan dalam Program Sarapan pagi KBR68H, Selasa (17/12).

Sebelumnya Suku Anak Dalam mendesak agar pemerintah mencabut Hak Guna Usaha PT Asiatik Persada dan mengembalikan kawasan seluas 3.550 lahan milik Suku Anak Dalam. Sabtu lalu puluhan Suku Anak Dalam di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Batanghari Jambi terluka diusir Brimob, TNI AD, Satpol PP dan satpam atas kemauan PT Asiatik Persada.

Penyerbuan terjadi lantaran Suku Anak Dalam menolak dipindahkan dari lokasi perusahaan perkebunan sawit tersebut. Saat insiden terjadi, sekitar 1500 anggota tim gabungan yang dikerahkan PT Asiatic Persada menggusur Suku Anak Dalam dari tempat tinggal mereka.

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending