KBR68H,Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yakin program Cash for Work tidak akan mengurangi budaya gotong royong dan nilai kemanusiaan terhadap para pengungsi.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Tri Budiarto mengatakan, model serupa pernah diberlakukan saat terjadi letusan gunung Merapi beberapa tahun lalu. Menurutnya, model bantuan ini lebih baik dibandingkan bantuan yang diberikan secara cuma-cuma kepada pengungsi.
"Kalau kita bengong saja dikasih uang atau nasi bungkus tidak akan tersentuh hatinya. Tapi kalau kita kerja berkeringat terus dikasih upah tu lebih mulia. Kita juga masih dengan pendekatan kemanusiaan, bukan profesionalisme. Kita tidak menuntut kerja mreka sesuai dengan standar profesional. Yang penting mereka keluar dari tendanya dan berecana dan mengobrol dengan temannya," kata Tri Budiarto dalam program Sarapan Pagi KBR68H.
Tri Budiarto menambahkan, program cash for work digalakan untuk mencegah suplai bantuan terputus. Pasalnya kata dia, dana reguler dari tiap kementerian terkait dengan pengungsi sinabung akan ditutup jelang akhir tahun.
Program Cash for Work digalakan mulai 10 Desember lalu dan akan berakhir 30 Desember mendatang. Para pengungsi diminta bekerja membersihkan selokan, membuat rute evakuasi lalu diupah Rp 50 ribu per kepala keluarga per hari. BNPB menggelontorkan dana Rp 7,2 miliar untuk program ini.
Editor: Antonius Eko