Bagikan:

Nelayan Kolaka Keluhkan Pembelian Solar

Sulitnya para nelayan tradisional di Kolaka, Sulawesi Tenggara mendapatkan solar ternyata dimanfaatkan oleh pengelolah Solar Dealer Paket Nelayan (SPDN) untuk berbuat curang.

NUSANTARA

Rabu, 04 Des 2013 21:06 WIB

Nelayan Kolaka Keluhkan Pembelian Solar

Nelayan Kolaka, Solar

KBR68H, Kolaka - Sulitnya para nelayan tradisional di Kolaka, Sulawesi Tenggara mendapatkan solar ternyata dimanfaatkan oleh pengelolah Solar Dealer Paket Nelayan (SPDN) untuk berbuat curang.

Bagi nelayan tempel (sebutan nelayan tradisional yang menggunakan mesin kecil, red.) setiap pembelian bahan bakar solar di SPDN selalu saja takarannya dikurangi. Pihak pengelolah SPDN pun seolah tidak peduli dengan hal tersebut.
 
Praktek curang pengelolah SPDN ini memicu kemarahan nelayan tradisional. Mereka pun mengeluh dengan berharap diperlakukan secara adil. Misalnya saja Jufri, ia bercerita kalau setiap pembelian 10 liter solar selalu terjadi kekurangan takaran sekitar 3 sampai 4 liter.

Selain itu, untuk pembelian solar dalam jumlah yang banyak juga terjadi kekurangan takaran. Penjaga SPDN pun berkilah kalau kerusakan nozzle atau alat takar sudah dilaporkan ke pemilik SPDN tapi tidak mendapat respon.

“Bandingkan saja kalau kita isi drum yang 200 liter itu pasti kurang. Kan pernah saya ceritakan toh, juga tidak ada responnya. Dalam satu jerigen itu kekurangannya sampai 4 liter,” keluh Jufri di Kolaka, Rabu (3/12).
 
Secara terpisah, Yusuf, petugas SPDN, mengatakan tidak ada kecurangan dalam pembelian solar memakai jerigen. Sebab saat di isi pakai liter, nelayan yang membeli juga menyaksikan sehingga mustahil melakukan kecurangan. Dan hal itu pun, kata dia, tidak mungkin dilakukan kepada para nelayan setempat.

Namun ia mengakui jika mesin pompa pengisi (nozzle) solar terkadang macet. Itu pun apabila ada kekurangan akan digantikan oleh pengelolah SPDN.
 
Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending