Menteri Agama: Saya Tak Pernah Minta Kaum Syiah untuk Bertobat

KBR68H, Jakarta – Menteri Agama Suryadharma Ali membantah telah meminta kaum Syiah di Sampang untuk bertobat dan kembali ke ajaran agama Islam. Ketika bertemu dengan kaum Syiah Sampang beberapa waktu lalu, Suryadharma hanya meminta jemaat  Syiah untuk membangun hubungan bertetangga yang baik.

“Saya tidak menyebut pertobatan, juga mereka harus kembali ke Islam. Syiah ini bukan soal sah atau tidak sah tapi apakah ajaran itu sejalan dengan ajaran yang sudah lama berkembang. Kalau bertentangan pasti akan ada gesekan. Pemerintah juga tidak pernah menyebut perseteruan antara Syiah dan Suni tapi konflik Sampang yang sumbernya dari keluarga yang kebetulan ada dua aliran, jadi kita tidak menyebut ini sebagai konflik Syiah-Sunni,”ujar Suryadharma Ali kepada KBR68H dalam perbincangan khusus, akhir pekan lalu.

Komentar Suryadharma Ali ini bertentangan dengan komentarnya pada Juli lalu. Ketika itu, Menteri Agama mengatakan, Pemerintah akan memulangkan pengungsi Syiah jika mereka tobat. Sikap ini senada dengan permintaan ulama-ulama Madura yang ditemuinya.

Komentar itu dilontarkan Suryadharma setelah melakukan pertemuan tertutup dengan pengungsi Syiah asal Sampang, Madura. Pertemuan diadakan di ruang VVIP bandara Djuanda, Surabaya dihadiri oleh belasan perwakilan pengungsi, Ulama-ulama Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra), Gubernur Soekarwo, dan Ketua Tim Rekonsiliasi Abd A'la.

Sejak dua tahun lalu sekitar 400 warga Syiah di Sampang, Jawa Timur mesti mengungsi. Pasalnya, perkampungan mereka sebelumnya dibakar oleh massa dari aliran  Suni  yang dipimpin Rois. Kelompok ini juga membakar sekolah dan musholla milik tokoh Islam Syiah, Tajul Muluk di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang.

Kelompok ini pun menjarah harta warga syiah. Penyerangan serupa terulang pada Agustus tahun lalu. Serbuan ribuan orang menewaskan seorang dari kelompok minoritas Syiah.